Bab 20 - Kecurigaan Nino

409 32 0
                                    

Andin lebih dulu pergi ke ruangan staf demi mengambil barang-barangnya. Ia berpapasan dengan temannya dan bertanya tentang Mirna. Mengetahui bahwa sang sahabat masih belum selesai bekerja, ia menitip pesan seraya tak lupa pula mengabari Mirna kalau dia pulang duluan.

Setelah selesai, ia pergi menuju ke tempat parkir dan menemukan jika Al sudah berada di dalam mobil sedang menunggunya. Ia hanya melihat pria itu sendiri, tidak ada sopir maupun asisten yang biasa bersamanya.

"Pasang sabuk pengamanmu." katanya sebelum menyalakan mobil dan membawa Andin pulang.

Ia menyelesaikan kunjungannya ke hotel itu lebih cepat. Dan bahkan bisa di bilang, kedatangannya memang dikhususkan hanya untuk menjemput Andin.

Andin pun tak bertanya mengapa Al bisa datang dengan cepat dan pas juga ke hotel itu. Apakah mungkin karena mendengar dirinya pingsan? Oleh karena itu yang membuat pria super sibuk ini datang menjemput?

"Apa kau sudah makan?"

Dalam keheningan itu, Al bertanya.

Andin menggelengkan kepala, lalu sadar bila pria yang sedang fokus menyetir itu tidak dapat melihat gelengan kepalanya.

"Belum. Perut saya tidak nyaman." adunya berkata jujur dengan apa yang dia rasakan.

"Kau mau apa? Bahkan meskipun perutmu tidak nyaman, kau harus bisa menahannya dan jangan pernah tidak makan apa pun. Saat ini yang butuh asupan bukan hanya kau saja." ujar Al menasehati.

"Makan di rumah saja. Siapa tahu bibi sudah siapkan makan."

"Kau yakin?"

"Ya,"

Al tidak memaksa, menuruti kata-kata Andin, mengemudikan mobilnya pulang ke apartemen.

Keduanya tiba di apartemen tanpa mampir dulu ke mana pun. Bibi rumah tangga telah menunggu kedatangan kedua majikannya dan selesai menyiapkan makanan.

"Dia belum makan dan katanya perutnya sedang tidak nyaman. Bisa tolong urus dia selagi aku pergi ke kantor?"

Bibi itu mengangguk, "Anda tenang saja Tuan Muda, serahkan Nona Andin pada saya. Saya akan memastikan dia memakan semua makanannya hari ini."

Pria itu lantas mengecek jam di pergelangan tangannya, "Aku harus kembali ke perusahaan. Kalau kau membutuhkan sesuatu atau ada yang terjadi selama aku pergi, segera hubungi aku, Bi. Aku usahakan akan pulang tepat waktu hari ini." ucapnya lagi seraya melihat pada Andin.

"Makan dulu lalu pergi ke kamar beristirahat. Kalau kau menginginkan sesuatu minta saja pada Bibi."

"Kau akan kembali ke kantor?" tanya Andin yang diangguki singkat oleh Aldebaran.

"Aku masih punya pekerjaan yang harus ditangani. Aku usahakan pulang cepat malam ini. Kau tak perlu menungguku.

.... 🦋🦋🦋

After One Night (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang