"Tidak ada yang bisa aku katakan selain mendukung segala keputusanmu. Kalau kau memang sudah membulatkan tekad untuk kembali ke kelurgamu, silakan, aku tak akan mencegatmu. Tetapi, kau harus ingat, kalau kau ada masalah, segera hubungi aku, aku akan berusaha untuk membantu." Kata Aldebaran panjang lebar.
Gerry yang baru selesai membuatkan minum untuk salah satu pelanggan tersenyum begitu mendengar perkataan Al. Begitulah seharusnya teman itu, saling membantu, saling mensupport satu sama lain.
"Kau mau pergi?" tanya Gerry berdiri di depan Al.
"Ya, istriku sendirian di rumah."
Gerry menerima kartu itu, menggeseknya dan menyerahkannya kembali pada Aldebaran setelah semua minuman lunas di bayar. Tatapannya kemudian beralih ke arah Angga yang sudah tak sadarkan diri.
"Lalu bagaimana dengan dia? Aku tidak bisa membawanya ke tempatku karena malam ini aku harus lembur."
"Kau tau alamat tempat tinggalnya?" tanya Al seraya memasukkan kembali kartunya itu ke dalam dompet. Tak lupa ia juga mengecek ponselnya, ingin memastikan apakah ada pesan masuk dari Andin.
Gerry menggelengkan kepalanya, "Terakhir kali dia bilang, dia pindah kosan dan aku tidak tau alamat barunya."
"Bagaimana dengan kekasihnya? Perempuan yang bisa membuat dia seperti ini, apakah kau kenal? Pernah bertemu dengannya tidak?"
Kembali, Gerry menggelengkan kepalanya, "Kau tahu sendiri kan betapa tertutupnya dia soal kehidupannya. Bahkan meski kita sudah berteman lama, sifatnya yang suka sekali menyembunyikan pacarnya itu tidak pernah berubah. Jadi tidak, aku tidak kenal siapa yang dia galaukan."
"Ya sudah, biar nanti aku tanya lagi kalau dia sudah sadar. Aku pergi dulu, Ger. Thank you buat malam ini." ujar Al sambil menarik Angga dari atas meja. Tanpa susah payah, dia bisa dengan mudahnya mengangkat sahabatnya itu.
"Kau tidak butuh bantuan?"
"Tidak, kau lanjutkan saja pekerjaanmu." Tolak Al sembari berjalan keluar dari bar itu dengan Angga yang di papahnya menuju ke mobil.
Gerry menatap punggung dua sahabatnya itu lama. Kemudian mendesah keras saat dia menyayangkan pertemuan mereka yang hanya sebentar saja.
"Pria tampan yang tadi itu siapa, Ger?" Seorang wanita berpakaian sexy duduk di kursi tinggi yang tadi diduduki oleh Al.
"Temanku. Ngomong-ngomong, cuma mau mengingatkan saja, dia sudah punya pasangan, jadi jangan main-main minta dikenalkan." Dengus Gerry kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Huh, sayang sekali"
KAMU SEDANG MEMBACA
After One Night (TAMAT)
FanfictionMerasa bertanggung jawab atas kehamilan pada wanita asing yang telah salah ditidurinya, Aldebaran memutuskan untuk menikahi wanita itu. Namun, bagaimana jika keinginannya tidak berjalan mulus seperti yang dia kira? Andin merasa bahwa bos di tempatn...