Bab 100

221 14 0
                                    

"Apa itu artinya, keputusanku untuk kembali, tak ada gunanya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa itu artinya, keputusanku untuk kembali, tak ada gunanya?"

Michelle mendongak, menatap lama pada wajah Angga. Saat dia mengira telah berhasil menyelamatkan mereka berdua, yang menantinya justru sebaliknya. Sedari awal, segala usaha mereka untuk mempertahankan menjadi omong kosong semata.

"Aku pikir dengan kembalinya aku ke keluargaku dapat meyakinkan ayahmu. Bahwa sebenarnya, anggapannya tentangku yang tidak bisa menjagamu adalah salah. Bahwa aku bisa menjadi tempatmu bergantung juga. Namun tampaknya---"

Tiba-tiba, secara mengejutkan Angga bangun dari duduk. Pria itu melepaskan secara perlahan genggaman tangan mereka.

"Angga...."

"Aku berpendapat, ini adalah jawabanmu untukku, Michelle."

Wanita itu ikut bangun. Dengan sepasang matanya yang berkaca-kaca dan memerah panas, ia ingin meraih kembali lengan kekasihnya, tapi Angga telah lebih dulu menepisnya.

"Apa maksudmu berkata seperti itu?"

"Bukannya kau sendiri yang bilang kalau pernikahan itu tak mungkin bisa dibatalkan? Kau butuh aku untuk menjelaskannya detail padamu?"

"Tapi aku---"

"Aku tidak bisa bersama dengan wanita yang telah menikah, Michelle." ujar Angga dengan suara serak. Kedua tangannya terangkat, menyentuh sisi wajah wanitanya yang dipandanginya siap menangis.

"Bahkan, meski aku sangat mencintaimu, aku tidak dapat melakukannya. Keputusan akan tetap berada di tanganmu, Michelle. Akan selalu seperti itu. Ini mungkin akan menjadi pertemuan terakhir kita."

"Tidak, jangan berkata begitu." Michelle menggelengkan kepalanya keberatan. Kedua tangannya pun ikut bertumpu di atas tangan Angga yang masih memegangi wajahnya.

"Pasti ada cara kan?"

"Itulah yang aku minta darimu. Yakinkan ayahmu untuk menerimaku, menerima identitasku sebagai putra sulung keluarga Hillers. Keluargaku mungkin tak punya pengaruh dalam dunia politik, Michelle. Tapi kami bisa menjamin keluargamu akan senatiasa berada di puncak."

"Angga?"

"Kalau kau tak berani mengatakannya sendiri pada ayahmu, pertemukan kami. Aku akan datang ke hadapan ayahmu dengan layak. Memintamu yang notabene adalah kekasihku dengan cara yang benar. Maukah kau?"

Melihat air mata mengaliri pipi sang wanita, jantungnya berdenyut sakit. Angga menarik Michelle ke dalam pelukannya. Memeluk wanita itu erat.

"Aku tidak akan melepaskanmu, asal kau pun juga begitu. Aku bersedia berkorban untukmu, Michelle. Jadi, tolong, jangan takut dan bicaralah pada ayahmu."

"Bagaimana kalau ayah menolakmu?" Michelle menyuarakan ketakutannya.

"Kau yang putuskan sendiri."

"Apa maksudmu aku yang putuskan?!"

"Kau mau bersamaku atau tetap menikah dengan pria itu. Pilihanmu akan menentukan kelanjutan hubungan kita berdua."

After One Night (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang