"Pesta yang aku beritahukan padamu, kau yakin tak mau ikut?"
"Dengan kehamilan besar begini, kau mau aku ikut?" tanya wanita itu balik.
Al memutar tubuhnya, menghadap Andin, "Aku tak masalah. Justru aku berharap kau bisa ikut dan temani aku."
"Tidak, aku takut apabila ikut denganmu ada seseorang yang akan mengenali aku." Tolaknya dengan ngeri. Memikirkan dirinya ketahuan hamil saja membuat dia takut setengah mati.
Aldebaran menghela napas panjang. Tampak tertekan bila berkaitan dengan kecemasan sang istri tentang kehamilannya. Dia sungguh berharap bisa keluar dari masalah berbelit-belit ini.
"Andin, aku berpikir, ada baiknya kalau kita jujur saja pada mama Sarah. Mengenai kau yang hamil, hm?"
"Tidak!" Andin menolak keras. Ia bahkan menepis kedua tangan suaminya yang bertumpu di atas lututnya. "Jangan... jangan pernah berpikir memberitahu mama soal kehamilanku yang di luar nikah."
"Kenapa? Aku perlu tahu alasannya mengapa kau keras kepala sekali tidak mau jujur pada mama dan adikmu?"
Andin menggelengkan kepalanya keras. Masih bersikeras tidak mau melakukan saran Aldebaran.
Dia tidak mau. Tidak ingin mencungkil rasa sakit ibunya itu kembali ke permukaan hanya karena kesalahan tak sengaja yang kini menimpanya.
Kesehatan ibunya tidak memungkinkan wanita itu dapat menerima kenyataan ini.
Sebab takut dengan apa yang dipikirkannya barusan, Andin secara mengejutkan ikut berlutut di depan pria itu. Al tak sempat menghentikan tindakan terburunya dan hanya bisa menatap Andin dengan raut kaget.
"Ndin, hati-hati perutmu." Seru pria itu khawatir.
"Tolong, jangan beritahu mama, oke? Tunggu sampai anak ini lahir, sampai bayi kita besar lalu kita bisa memberitahu mama soal ini?"
Andin memohon dengan senyum tipis yang sumpah demi Tuhan, Al tak mau melihat ekspresi menyedihkan seperti itu ditunjukkan oleh istrinya. Ini yang kedua kalinya, dia melihat raut seperti itu ditunjukkan oleh Andin. Dan alasannya selalu sama. Kehamilan yang ingin ditutupi.
Al seketika meraup Andin dalam pelukannya, didudukannya wanita itu yang sedikit gemetar di atas pangkuannya. Punggungnya yang terasa tegang di elusnya dengan perhatian.
"Maafkan aku...."
KAMU SEDANG MEMBACA
After One Night (TAMAT)
FanfictionMerasa bertanggung jawab atas kehamilan pada wanita asing yang telah salah ditidurinya, Aldebaran memutuskan untuk menikahi wanita itu. Namun, bagaimana jika keinginannya tidak berjalan mulus seperti yang dia kira? Andin merasa bahwa bos di tempatn...