___
"Jangan kebiasan mendesah-desah seperti itu. Cepat tua." ujar Andin setelah dilihatnya kening Al berkerut dan desahan dari mulut pria itu dia dengar.
"Andini...."
"Ya, Pak Al?"
"Hah...."
"Padahal sudah kuingatkan barusan. Berkurang dua tahun lah umurmu." celutuk Andin dengan senyum menyebalkan.
"Kau menyumpahi aku cepat mati?" Al menggerung tak terima.
Pria itu mengambil langkah panjang, tangannya terulur demi menjangkau Andin yang kini mundur ke belakang. "Kemari kau."
"Buat apa? Bicara saja disitu." tolak Andin menahan tawa seraya menggelengkan kepalanya.
"Kau habis minum obat atau bagaimana? Kok menjengkelkan sekali." komentar Al dengan raut keberatan.
"Aku bicara apa adanya loh. Kalau tidak percaya, bisa tanya mama sekarang. Aku mengingatkanmu kan demi kebaikanmu juga." kata Andin banyak sekali alasan.
Al menatap istrinya dengan tatapan datar dan ketidakberdayaan.
Mendapati perubahan ekspresi Aldebaran yang begitu, Andin akhirnya tak bisa menahan tawanya. Ia terkikik geli karena berhasil membuat prianya emosi. Lalu tanpa aba-aba, ia melemparkan tubuhnya ke depan dan dipeluk oleh pria itu tepat waktu.
Al tentu saja kaget bukan main.
"Andin! Hati-hati jalannya, kau ini habis di operasi!" seru pria itu marah. Sepasang matanya membulat sempurna dengan bibir mengetat dan rahang mengeras.
"Kau pasti sudah gila ya?! Kenapa kau tiba-tiba loncat begitu? Kau tak ingat apa kata dokter? Atau perlu aku ingatkan sekarang?!"
Tidak emosi habis di marahi sang suami, Andin justru mengeratkan pelukannya di pinggang Al dan wajahnya dia benamkan di dada bidang itu.
"Moodmu berubah drastis, Al, seperti gadis mau menstruasi. Tadi tampaknya baik-baik saja. Tapi sekarang, tidak bisa kusenggol sedikit, kau langsung mengomeliku." ujar Andin merajuk.
Helaan napas kembali terdengar. Kali ini kekesalannya sedikit berkurang, "Bercanda ya bercanda, tapi harus pada tempatnya, Ndin. Aku malah lebih khawatir padamu. Kau tetap saja ceroboh. Tidak bisa hati-hati. Bagaimana kalau jahitan operasi mu terbuka? Memang, kau mau di operasi untuk yang ketiga kalinya? Kau begitu sukanya ya tinggal di rumah sa--"
"-- aduh aduh, jangan menggigit dadaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
After One Night (TAMAT)
FanfictionMerasa bertanggung jawab atas kehamilan pada wanita asing yang telah salah ditidurinya, Aldebaran memutuskan untuk menikahi wanita itu. Namun, bagaimana jika keinginannya tidak berjalan mulus seperti yang dia kira? Andin merasa bahwa bos di tempatn...