Bab 97

201 14 0
                                    

___

"Kau sudah mau pergi?"

"Hmm. Angga disini. Nanti malam aku janji akan meneleponmu kembali."

"Baiklah. Hati-hati selama disana. Jangan lupa makan dan istirahat yang cukup." pesan Andin perhatian.

"Kiss byenya mana?"

"Aldebaran...."

"Oke, oke, aku paham. Kau malu karena ada orang lain. Baik, tidak kuminta ciuman lagi kecuali kau yang beri duluan." kata pria itu pasrah.

'Tutup teleponnya." Andin mengingatkan.

"Kau duluan tutup telep---"

Tut!

Belum selesai dia mengatakan ucapannya, bunyi tut sudah dia dengar dan layar kembali menampilkan foto dua orang dalam balutan pakaian pengantin.

"Astaga si Andin...." desah Al tak berdaya atas sikap tegas sang istri.

"Al, kau lama menunggu?"

Tepukan di bahunya menyadarkan Aldebaran dari menatap layar. Ia memalingkan muka ke samping, ternyata Angga.

"Baru saja sampai." balasnya kemudian melirik ke arah barang bawaan Angga. "Letakkan dulu di bagasi." suruhnya.

Al akan membawa Angga ke apartemennya. Bersama Riza juga, mereka akan tinggal di satu ruangan itu selama berada di Balikpapan. Beberapa menit kemudian, mobil yang dikendarai oleh Al tiba di halaman hotel Blue Sky.

Pria itu keluar dan seorang valet datang untuk menyambutnya. Al menyerahkan kunci mobil ke pria itu.

Angga menatap lama pada hotel di depannya. Nampak bingung karena tak tahu mengapa temannya itu memesan tempat untuk tinggal mereka disitu. Bukankah dari sini ke tempat Michelle jaraknya cukup jauh?

Walau bingung, Angga tidak menanyakan keputusan Al. Dia mengikuti temannya itu masuk ke dalam hotel. Mereka naik ke lantai atas menggunakan lift. Beruntungnya, hanya ada mereka berdua saja.

"Aku sudah hubungi ayah Michelle dan beliau setuju atas permintaanku untuk bertemu dengan putrinya nanti Sore."

"Lalu bagaimana dengan Michelle?"

"Aku tidak bicara padanya, Ngga. Seharusnya, Suwandi sudah tahu kalau wanita yang mau aku temui adalah Michelle bukan kakaknya."

After One Night (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang