Bab 133

141 9 0
                                    

"Selamat datang di resort."

Dua staff wanita telah siap di tempatnya untuk melakukan pijat relaksasi pada Al dan Andin. Selama mereka melakukan pijat, Al tidak mengganggu sang istri yang kembali tertidur setelah berbincang sebentar dengannya.

"Apa Anda mau berendam di ruangan berbeda atau satu ruangan, Tuan?" tanya wanita berpakaian rapi itu pada Al yang duduk di tempat tidur single.

"Satu ruangan. Dan tolong bawakan kami minuman juga. Terima kasih." Pesan Al pada si staff.

Andin menguap lebar dan Al yang melihat sang istri terkekeh geli.

Al berdiri, menghampiri Andin. "Ayo mandi dulu. Setelah ini kau bisa tidur di kamar kita." ajaknya.

"Aku jadi merasa tidur saja kerjaannya datang kemari, Al."

"Memang itu tujuannya kau aku bawa kemari, Ndin. Sudahlah, tidak masalah. Selama kau suka, aku juga senang." ujarnya memaklumi. Ia menggandeng sang istri masuk ke kamar mandi yang mana ruangan terdapat bathtub berukuran besar. Cukup untuk digunakan oleh dua orang dewasa. Di pinggiran bathtub ada beberapa lilin aromaterapi yang telah dinyalakan.

Setelah hanya ditinggal berdua saja di ruangan itu, Al menutup pintu. Ia berjalan menuju ke bathtub di mana Andin sudah masuk untuk berendam lebih dulu. Uap hangat naik ke atas permukaan membuat kaca jendela menjadi buram. Rupanya Andin menaikkan tirai demi melihat sunset di kejauhan.

"Mau minum?" Al mengulurkan jus watermelon pada Andin.

Andin menerima minuman itu, meminumnya pelan-pelan karena dingin, "Terima kasih," ucapnya lalu meletakkan gelas di dekat bathtub.

"Kau tidak jadi berendam?"

"Tunggu sebentar, aku balas pesan dulu."

Andin menaikkan alisnya tampak penasaran dengan siapa sang suami bertukar pesan.

"Boleh aku masuk sekarang?" tanya Al setelah dia meletakkan ponselnya di atas meja dan tangannya mulai bersiap melepaskan bathtrobe yang membungkus tubuhnya.

"O-okey...." Balas Andin gugup seraya memalingkan muka. Sepasang matanya tidak berani melihat Al. Apalagi melihat tubuh berotot yang tampak menggoda iman itu.

Menyadari kelakuan Andin, Al iseng ingin menggoda.

"Telingamu memerah, Sayang."

"Hahaha, pasti karena uap air hangat." jawab Andin tertawa kering.

"Benarkah?"

"Al, apa yang kau lakukan?"

Tanpa menjawab pertanyaan Andin, Al menangkup dagu sang istri, memutarnya ke arahnya.

Kedua mata Andin refleks terpejam. Bulu mata lentiknya bergetar ringan.

"Andin...." Panggil Al serak.

"Umm?"

"Bolehkah aku?"

After One Night (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang