Bab 122

157 10 0
                                    

Andin menjerit tertahan sebab kaget dengan kelakuan Aldebaran yang mendadak. Bisa-bisanya pria ini masih kuat mengangkatnya dikala dia sedang sakit. Sungguh tak habis dipikir.

"Aku pasti berat kan?"

"Tidak, tidak berat." jawabnya acuh tak acuh. Seolah apa yang barusan dia katakan memanglah benar.

Ia mengendus-endus ke depan, tertarik dengan harum segar yang berasal dari sang istri. "Kau bau jeruk."

"Aku baru makan beberapa buah di dapur. Kalau kau mau, aku bisa pesankan pada bibi agar membawakan ke atas. Kau mau buah apa?"

"Bagaimana rasanya?" Al bertanya iseng seraya menatap ambigu pada sepasang bibir yang terbuka dan tertutup milik sang istri kala sedang berbicara.

"Jeruknya? Manis kok." balas Andin masih tak sadar akan tatapan Al yang seolah ingin menerkamnya.

Seraya memangkas jarak di antara mereka berdua, Al menimpali, "Benarkah?"

Andin mengangguk, "Benar... tunggu, tunggu, kenapa kau memeluk pinggangku erat sekali. Dan wajahmu... Jangan terlalu dekat, aduh aku kesulitan bernapas." ucapnya seraya memundurkan kepalanya ke belakang, tapi Al terus mengikuti.

"Aku mau mencicipi dulu, apakah benar jeruknya manis atau tidak." bisik pria itu tepat di mulut Andin.

"Apa maksudmu?"

After One Night (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang