Bab 107

161 14 0
                                    

___

"Kau sedang tidak pms kan?"

"Aku baru saja melahirkan anakmu, mana mungkin sudah mau haid?" Andin menjawab dengan gigi bergemulutuk. Seakan gigi-gigi itu gatal dan tak sabar ingin menggigit suaminya yang benar-benar tak sadar situasi.

Sarah yang tadi hanya jadi penonton saja, kemudian bertanya penasaran, "Kalian berdua mau ke mana? Pagi-pagi sudah rapi sekali?"

Al menarik Andin yang tadi masih memeluk pinggangnya, agar berdiri dengan benar di samping.

"Kami mau pergi ke luar sebentar, Ma. Andin mengajakku sarapan di luar. Kalau mama dan Elsa mau, ikut saja dengan ka--- aduh!" Al berjengit saat tiba-tiba belakang punggungnya kena cubit. Pasti si Andin lagi.

"Kenapa kau mencubitku?" Al bergumam dengan suara pelan sekali.

"Aku maunya sarapan berdua denganmu, tapi kau malah mengajak mama dan adikku." ujar Andin gemas.

Melihat keduanya seperti ingin bertengkar, Sarah mengulas senyum lebar, "Tidak perlu, mama dan Elsa sarapan di rumah. Kalian pergi saja berdua. Lagi pula, kalau mama ikut, nanti Andin pasti akan merajuk."

"Ma... aku tidak seperti itu." Tidak terima di sudutkan oleh ibunya, Andin memprotes.

"Tidak seperti apa? Tidak merajuk?" Sarah balik bertanya. Kemudian menghadap Al, bertanya lagi, "Selama kau kenal putri mama, dia tidak pernah merajuk padamu, Al?"

"Kata siapa? Setiap saat pasti... aduhh, ya Tuhan, Andinn... tanganmu kebiasaan." Kali ini Al tidak lagi menahan suaranya.

"Mama lihat sendiri kan? Selain putri mama ini suka merajuk, dia pun suka sekali mencubit."

"Kenapa kalian berdua menyebalkan sekali?"

Elsa terkikik, tampak puas melihat Andin disudutkan oleh ibu serta kakak iparnya.

Mendengar suara menyebalkan itu, Andin memelototi Elsa. Tapi, tentu saja Elsa mengabaikannya.

"Awas saja nanti kalau kau sendirian," Dalam hati, Andin membatin, mengawasi sang adik yang begitu menyebalkan baginya.

Tak mau berlama-lama di sana, Al setengah menarik Andin yang sepertinya masih ingin bertengkar dengan Elsa. "Ayo pergi sekarang, Sayang. Kau keburu lapar kan."

Sesampainya Al dan Andin di tangga, Elsa menitip pesan, "Tolong belikan aku latte Kak."

"Ada kopi sachet di dapur, buat sendiri."

"Pelitnya," Keluh Elsa mendengar jawaban sang kakak yang tanpa perasaan.

After One Night (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang