___
Seolah merasakan sesuatu dari kedekatan mereka, Andin menatap Al ngeri.
"Al, aku masih belum boleh melakukan itu denganmu!"
"Ya, aku tahu. Tapi-- ah sudahlah. Kau balik tidur dulu. Aku mau pergi sebentar." kata Aldebaran kemudian melepaskan pelukan eratnya pada tubuh Andin.
"Kau mau ke mana?" Penasaran, Andin bertanya.
"Kamar mandi. Tidurlah. Tak usah menungguku. Masih ada waktu beberapa jam sampai pagi datang." ucap pria itu lalu turun dari ranjang.
Saat Andin melihat punggung sang suami, dan Al yang tepat berdiri di depan kamar mandi berada, Andin kemudian berucap.
"Aku sudah melakukan kontrol dan berbicara pula pada dokter Siska. Mungkin, minggu depan aku sudah baik-baik saja. Bisakah kau menunggu sampai saat itu?"
Al tersenyum. Dengan senyumnya yang menawan itu, ia melihat ke arah Andin yang kini menatapnya dengan tatapan bersalah.
"Andin, untuk hal seperti ini, aku bisa menyelesaikannya sendiri. Tak perlu khawatirkan aku. Aku bisa menunggu sampai kau benar-benar sembuh. Dan untuk minggu depan, aku tak yakin untuk hal itu. Kau lebih baik pulihkan kesehatan dulu."
"Tapi....?"
"Tidak apa-apa. Aku tahu batasku. Dan juga, ini adalah resiko karena aku punya istri secantik dirimu. Jadi, aku pun sudah siap dengan segala resiko yang akan datang padaku." katanya lagi menjelaskan.
Seraya memiringkan kepala, dan senyum yang mirip meringis kini terpampang di wajah gantengnya, Al bertanya, "Apa aku sekarang boleh masuk ke dalam?"
Malu-malu, Andin pun tertawa, sekaligus merasa bersalah, "Tentu. Silakan lanjutkan apa pun yang mau kau lakukan, Pak Al terhormat."
Sebelum benar-benar masuk, terdengar Aldebaran berbisik.
"Kenapa dia tampaknya senang sekali melihatku kesusahan begini?"
Pasti hanya perasaanku saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
After One Night (TAMAT)
FanfictionMerasa bertanggung jawab atas kehamilan pada wanita asing yang telah salah ditidurinya, Aldebaran memutuskan untuk menikahi wanita itu. Namun, bagaimana jika keinginannya tidak berjalan mulus seperti yang dia kira? Andin merasa bahwa bos di tempatn...