Bab 134

138 8 0
                                    

Kedua tangan yang saling berpegangan itu tak pernah lepas. Sedari mereka turun dari pesawat, masuk ke dalam mobil dan tiba di rumah sakit, kedua tangan itu senantiasa terjalin erat.

Al dapat merasakan kegugupan sang istri dari telapan tangannya yang kini basah keringat. Ia meremas tangan itu kuat seolah memberitahu kalau dia ada di sana, mendampingnya.

Setibanya mereka di sebuah bangsal yang ada di ruangan kamar VVIP, langkah Andin terhenti, pun demikian dengan Aldebaran.

"Kau mau aku menemanimu ke dalam?" tanya Al sambil mengusap sisi wajah Andin yang kini menghadap padanya.

Andin menggeleng, "Tidak usah. Aku akan pergi sendiri. Terima kasih sudah membawaku liburan. Aku sangat menyukainya."

"Sama-sama. Aku senang mendengarnya kalau kau suka."

Al menunggu dengan sabar sampai Andin menenangkan diri.

"Siap?"

"Ya,"

Al meraih kenop pintu, bersiap membukanya, "Hanya ada ayahmu di dalam. Jadi kau bisa tenang berduaan saja dengannya. Aku menunggumu di sini, Sayang."

Andin mengangguk mengerti.

Sebelum pintu dia buka, Al menyematkan ciuman di kening Andin. Refleks Andin memejamkan mata sebentar. Setelah bibir dingin namun lembut itu ditarik menjauh dari keningnya, sepasang mata Andin terbuka.

"Masuklah." ucap Al lalu membuka pintu.

Rasanya mendebarkan sekaligus gugup dan takut. Menghadapi seseorang yang menjadi keluarga dan telah lama tidak dilihat, dia merasakan perasaan campur aduk. Kendati demikian, ia harus berani. Bagaimanapun, masalah keluarga tidak mau dibawanya berlarut-larut.

"Tunggu aku di sini." pinta Andin memohon.

"Oke. Cepat masuk."

Andin berjalan masuk ke dalam. Suara pintu yang tertutup di belakangnya membuat ia refleks memalingkan muka sebentar. Kemudian, ia kembali menatap ke depan, berjalan secara perlahan menemui ayah kandungnya yang katanya sakit.

After One Night (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang