"Mir, bantu aku. Pikirkan cara bagaimana aku bisa mencairkan suamiku yang kembali dingin sekarang."
"Dia suamimu, kenapa harus aku yang pusing-pusing cari cara."
"Ayolah, jangan begini. Selain kau yang dapat kupercaya, aku tidak tahu harus minta bantuan kepada siapa." ujar Andin memohon.
"Sosor saja Pak Al waktu kalian tidur nanti. Bukankah laki-laki dimanapun sama saja? Selagi mereka dibuat kenyang, mereka pasti luluh juga."
"Sayangnya, meskipun dia laki-laki seperti itu bila sudah dikasih makan, tapi soal pengendalian diri tak bisa diremehkan." Dalam batinnya Andin berkomentar. Teringat kejadian dimana dia mencoba menggoda sang suami tapi gagal.
"Andin, kenapa kau malah diam? Coba saja seperti saranku barusan. Pasti berhasil, aku yakin seratus persen." ulang Mirna dengan sangat yakinnya.
Mendengar nada penuh percaya diri itu, Andin menghela napas panjang, "Kau pikir aku tidak mencobanya? Sebelumnya aku sudah mencoba menggoda Al, tapi tidak berhasil."
"Pak Al tidak impoten kan?" Merasa curiga, Mirna bertanya curiga.
"Mana mungkin impoten? Ngawur sekali kalau bicara." seru Andin kesal.
"Ohh okey ... Biar aku pikirkan dulu." Mirna diam sejenak. Tak lama kemudian, dia bicara lagi, "Bagaimana kalau memberikan Pak Al kejutan sewaktu restoran selesai di renovasi?"
"Kau punya rencana?" tanya Andin penasaran.
"Ya, kupikir ini kejutan yang tak mungkin bisa ditolaknya." ucap Mirna yakin diiringi tawa.
"Biar aku dengar dulu, rencanamu itu." kata Andin sembari membenahi posisinya.
"Begini...."
KAMU SEDANG MEMBACA
After One Night (TAMAT)
FanfictionMerasa bertanggung jawab atas kehamilan pada wanita asing yang telah salah ditidurinya, Aldebaran memutuskan untuk menikahi wanita itu. Namun, bagaimana jika keinginannya tidak berjalan mulus seperti yang dia kira? Andin merasa bahwa bos di tempatn...