Bab 17 - Andin Pingsan

556 31 2
                                    

Andin yang baru sadar kalau ada Aldebaran di dekatnya, seketika membulatkan mata dan tiba-tiba saja langsung bangun. "Ughh~"

"Kenapa kau buru-buru bangun segala?!" Omelan kembali terdengar dari Mirna. Merasa tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya sendiri. Andai Andin tak sakit, mungkin telah dipukulnya kepala sahabatnya itu keras sekali.

Andin mengabaikan omelan Mirna, lebih memerhatikan kehadiran Aldebaran yang tak disangka muncul di tempat seperti itu. Dan lebih tak habis pikir kemunculan Al tepat saat ada Mirna di dekatnya. Bagaimana kalau Mirna tiba-tiba bertanya padanya mengenai kehadiran bos mereka? Dia harus menjawab apa?

Seolah mengerti dengan dilema yang dirasakan Andin, Al lantas memberikan perintah pada Mirna dan Siska. "Bisakah kalian berdua pergi dan tinggalkan kami berdua?"

"S-Saya masih ingin di sini," Mirna menjawab keberatan.

"Kalau saya tak salah ingat, ini masih waktunya bekerja. Dan kau, apa yang kau lakukan masih di sini? Mau makan gaji buta?!"

"Astaga, Pak Aldebaran. Judes amat. Saya ini kan sedang bantu teman yang sedang sakit. Pak Ardi pun sudah memberi saya izin. Mana mungkin saya berani mangkir dari pekerjaan seenak jidat saya sendiri."

Untung ganteng, pikir Mirna menilai sikap arogan bosnya itu. Dia baru tahu kalau ternyata bosnya yang terkenal dingin dan misterius punya sifat menjengkelkan para kaum elit.

Menanggapi tatapan sinis Mirna, Andin menarik lengan sahabatnya, mengingatkan kalau orang di depan mereka bukanlah orang yang bisa mereka langgar perintah dan perkataannya. Selama mereka masih menginginkan pekerjaan di hotel ini, bertindak patuh dan rajin haruslah apa yang mereka perlihatkan, bukan malah sebaliknya.

"Iya, iya aku pergi." kata Mirna seolah mengerti isyarat yang diberikan Andin.

.... 🦋🦋🦋🦋🦋

After One Night (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang