Bab 57 - Cerita Tak Lengkap

245 27 0
                                    

..... 🦋🦋🦋🦋

"Masih ada waktu satu jam sampai kita tiba, istirahatlah." bujuknya perhatian.

Andin menurut, tidak lagi memenuhi pikirannya dengan masalah masa lalu yang telah lewat. Bagaimanapun, hal itu tak ada hubungannya dengannya.

"Bangunkan aku kalau sudah tiba."

Setelah menempuh perjalanan udara selama satu jam lebih, pesawat mendarat dengan lancar di bandar udara Changi. Al memegang tangan Andin keluar dari pesawat. Menyusuri lorong panjang itu dengan langkah pelan.

"Aku sudah tiba. Cepatlah datang." beritahu Al mendesak melalui telepon pada sopir.

Tangan Andin yang digenggamnya terasa dingin dan berkeringat. Al sudah cemas sedari mereka turun dari pesawat.

"Biar aku gendong?"

"Tidak, aku malu. Banyak orang yang lihat." Tolak Andin akan usulan sang suami yang mau gendongnya.

Terlihat dari ekspresi Aldebaran yang ditekuk kalau dia tengah kesal. Dihadapkan dengan kekeraskepalaan Andin, dia senantiasa jadi kehilangan kesabaran. Sayangnya, dia tak bisa memarahi istrinya itu ataupun terus memaksanya. Atau kalau tidak, Andin akan jadi marah dan ngambek. Karena Andin berkata masih bisa menahannya, ia pun hanya terus berjaga disamping kalau-kalau istrinya pingsan nanti.

Dalam perjalan, tak henti-hentinya Aldebaran mengusap keringat dingin di wajah Andin, di tangannya, maupun di leher.

"Kau mau teh? Atau apa? Biar aku belikan sekarang."

"Tidak perlu. Aku hanya perlu berbaring saja." jawab Andin dengan suara lemah. Ia sedang tak mau makan atau minum apa pun dengan keadaan dirinya yang tak nyaman.

Tangan Andin terus mengusap lembut perutnya. Tak lupa pula ia menarik napas pelan-pelan agar setidaknya membantu meredakan ketidaknyamanan yang dia rasakan.

"Jangan protes lagi. Menurut saja." Al berkata penuh peringatan sambil menahan emosi begitu dilihatnya Andin kembali menolak tidak mau digendong.

Dia keluar dari mobil, membawa Andin dalam gendongan ala pengantin saat dia naik lift menuju ke lantai atas di mana penthousenya berada.

"Badanku berat, aku tidak mau kau kelelahan." bisik wanita itu sembari menyandarkan kepalanya di dada Al.

Al mendengkus mendengar alasan sang istri.

After One Night (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang