.... 🦋🦋🦋
Ketika Andin sampai di apartemen, ia terkejut mendapati Aldebaran telah pulang.
"Kau dari mana saja?" Al bertanya marah saat dia akhirnya menemukan perempuan yang dia cari.
"Saya keluar sebentar," jawabnya gugup seraya berhenti melangkah. Kepergiannya tadi memang buru-buru sekali. Dia bahkan lupa tidak menitip pesan pada bibi kemana kiranya dia pergi hari ini.
Maka tak mengherankan apabila Aldebaran menunjukkan sikap berlebih demikian.
"Kau punya ponsel 'kan? Benda mati itu bukan hanya pajangan saja, Andini. Alat itu digunakan untuk mengirim informasi dari jarak jauh. Memang tidak bisa mengirim pesan padaku walau singkat saja?"
Andin terdiam sekaligus merasa bersalah. Meskipun dia tidak mengerti mengapa pria di depannya menunjukkan sikap ekstrem yang menurutnya berlebihan, dia tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan.
Al melemparkan jaket yang tadi diambil dari lemari ke sofa dengan jengkel. Dia sudah berniat ingin mencari Andin karena wanita ini pergi tanpa pemberitahuan. Dia mungkin tak akan sekhawatir ini apabila Andin pergi bersama dengan salah satu orangnya yang dia tugaskan untuk menjaga. Sayangnya, Andin pergi sendirian, tanpa sopir pribadi yang telah khusus dia pekerjakan.
Waktu dia tanya pada bibi di rumah pun, bibi menjawab tidak tahu dan hanya bilang kalau Andin nampak pucat dan terburu-buru pergi. Hal itu lah yang membuatnya cemas setengah mati pada wanita ini. Kekhawatirannya tidak berhenti di sana. Saat dia mencoba menghubungi nomor Andin, yang menjawab panggilannya adalah operator. Dia juga tidak menerima pesan apa-apa yang semakin membuat dirinya tak tenang.
Karena takut terjadi sesuatu pada Andin, dia memutuskan pulang dulu dari pertemuan. Tak taunya beginilah yang dirinya dapatkan, sosok Andin yang tidak diketahui keberadaannya.
"Sa-saya minta maaf."
Merasa bersalah, Andin lebih dulu mengakui kesalahan.
Suaranya itu membuat Aldebaran yang tadinya ingin pergi ke kamar seketika berhenti.
Pria itu menyugar rambutnya ke belakang. Wajahnya yang tadinya nampak dingin akibat kesal berubah jadi kemarahan. "Damn it!"
Ia berbalik, turun dari tangga dengan langkah panjang, menghampiri Andin yang kini tengah menatapnya dengan pandangan menyesal.
Saat Andin merasakan kedua tangan menyentuh sisi wajahnya, sepasang netranya membola.
..... 🦋🦋🦋🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
After One Night (TAMAT)
FanfictionMerasa bertanggung jawab atas kehamilan pada wanita asing yang telah salah ditidurinya, Aldebaran memutuskan untuk menikahi wanita itu. Namun, bagaimana jika keinginannya tidak berjalan mulus seperti yang dia kira? Andin merasa bahwa bos di tempatn...