🍁 After Rain Chapter 9 🍁
🍁 "Nona, ditunggu Tuan di ruang kerja."
Judhy terpaksa menghentikan kegiatan belajarnya mendengar suara dari speaker pintu. Suara pria penjaga di depan kamar.
Gadis itu lantas beranjak keluar untuk menemui sang ayah di ruang kerja lantai bawah. Sampai di depan pintu, Pak Lim menyambutnya hormat.
Judhy menghela berat, berusaha menenangkan diri untuk menghadapi sang ayah.
"Nona tenang saja, Pak Lim ada di sini. Masuklah."
Judhy membalas satu anggukan sebelum melangkah masuk. Gadis itu hanya melihat sekilas wajah Tuan Yohan di balik meja kerja. Dari ekspresinya, begitu tercetak jelas kalau dia masih enggan bertemu sang ayah.
Sebulan lebih tidak melihat pria berkacamata, Judhy sama sekali tak merindukannya. Dia benci pertemuan ini. Dia masih sangat ingat bagaimana sang ayah memperlakukannya bak samsak. Tak peduli dirinya sedang kesakitan, Tuan Yohan tetap melayangkan pukulan.
Memori menyakitkan itu ... ingin sekali Judhy menghapusnya. Namun sayang, ingatan itu justru terekam jelas dan tersimpan rapi di dalam kepalanya.
"Begitu caramu memandang ayahmu?"
Judhy buang muka. Rahangnya malas sekali untuk bergerak. Kalau saja sang bunda tak mengulurkan tangan pasca Judhy koma, mungkin Judhy akan tetap diam seribuan bahasa, tak berminat menanggapi siapa pun yang berbicara dengannya. Dia tidak ingin dikecewakan lagi oleh angan yang menguasai alam pikirannya.
"Kau malu punya ayah seperti saya?"
"Bisa langsung ke intinya saja? Aku sudah ngantuk."
Tuan Yohan memundurkan duduknya hingga bersandar, tatap matanya datar tak terbaca.
"Baiklah. Saya tidak peduli kau mau belajar atau tidak. Mau melakukan kegiatan seperti biasanya atau tidak. Tapi ada satu hal yang harus kau ingat, setelah lulus nanti, kau hanya melanjutkan ke SMA HarBa, saya tidak mau dengar penolakan."
"Kalau begitu Ayah saja yang sekolah."
"Jadi kau mau berhenti sekolah?"
Judhy diam. Lebih tepatnya malas berdebat.
"Baiklah, lupakan soal itu. Sekarang jawab pertanyaan saya."
Judhy menatap ayahnya datar.
"Saya yakin, kau sudah tahu kalau saat ini, kau jadi perbincangan di media sosial. Cantik." Tuan Yohan mendengkus meremehkan. "Kau bangga dengan itu?"
"Apa karena hal itu Ayah sampai repot-repot pulang dan ingin menemuiku?"
"Ya."
"Aku ingin melakukan sesuatu yang memang ingin aku lakukan, termasuk bagaimana caraku berpenampilan. Apa itu salah?"
"Tidak. Selama kau tahu batasannya, saya tidak melarang. Tapi bukan berarti saya mengizinkannya."
"Aku tidak butuh izin dari Ayah hanya untuk memutuskan rambutku dikucir atau digerai. Aku sudah bukan anak-anak lagi yang bisa Ayah kendalikan."
"Benarkah?" Tuan Yohan meletakkan siku di meja, lalu menopang dagu dengan kedua tangan menyatu. "Tapi di mata saya ... kau tetaplah anak-anak. Seorang anak manja dan lemah yang sedang berusaha sok dewasa. Padahal ... kau tidak tahu apa-apa tentang dunia orang dewasa."
"Aku tidak peduli dengan penilaian Ayah terhadapku. Yang pasti ...." Judhy menyelami mata sang ayah, ada senyum seringai menghiasi wajahnya. "Kali ini aku akan melakukan perlawanan."
"Kau tidak akan menang."
"Siapa yang tahu."
"Kau tidak akan menang. Selama masih ada keraguan di dalam dirimu untuk meraih kemenangan, maka selama itu juga kau akan terus kalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain Season 2 (End) Lengkap
Novela JuvenilDeskripsi cerita isi sendiri... 🍁🍁🍁 Btw, cerita ini series panjang ber-season. Kalau mau ngikutin ceritanya sampe end bareng author, pintu terbuka lebar. Kalo enggak, lebih baik mundur dari awal. 🍁🍁🍁 Judul: After Rain Season 2 (Cerita Anak Har...