🍁 S2 After Rain Chapter 61 🍁
🍁 "Ada masalah?" Sakura menghampiri Olvin mendekat ke pembatas balkon OSIS. Pandangannya mengedar sepanjang lapangan utama, mengamati siswa-siswi dari lantai dua ruang OSIS.
"Bukankah selama kita hidup, masalah selalu ada?"
"Tergantung."
Olvin melirik, tertarik. "Maksudmu?"
"Kalau kita menganggap sesuatu adalah masalah, ya, itu akan jadi masalah. Jika kita tidak menganggapnya masalah, ya, bukan masalah. Jadi, mungkin saja benar apa katamu, selama kita masih hidup, masalah akan selalu ada. Tapi ... bukankah itu yang membuat manusia jadi bertumbuh dan lebih kuat?"
"Kau mudah mengatakan itu karena kau terlahir di keluarga yang baik-baik saja."
"Begitulah orang-orang melihatku."
Olvin melirik. Sepertinya dia salah menilai mengenai kehidupan sosok Sakura yang terlihat sempurna di matanya.
"Aku memiliki empat orang tua, Olvin. Entah aku harus senang atau sedih. Tapi aku tidak mau terjebak masalah mereka, karena itu ... aku putuskan untuk tidak melihat masa lalu."
"Lucu, ya? Di lain sisi, ada anak yang tidak memiliki orang tua, tetapi di sisi lain, bahkan ada yang memiliki orang tua lebih dari dua."
"Begitulah hidup, Olvin. Terkadang lebih fiksi dari sebuah cerita fiksi."
"Lalu, kau ikut siapa?"
Sakura tersenyum, merasa tersanjung Olvin menanyakan hal yang bersifat terlalu pribadi menurutnya.
"Tumben sekali kau ingin tahu, apa terjadi sesuatu?"
Olvin mengalihkan pandang ke arah lain. "Jawab saja."
Dingin seperti biasanya.
"Kadang ikut Mama, kadang ikut Papa. Mereka tidak membatasiku mau ikut siapa sih."
"Memangnya orang tuamu berpisah sejak kapan?"
"Sejak aku masih kecil. Waktu itu aku sama sekali tidak mengerti kenapa Papa tidak pernah pulang ke rumah. Begitu kelas enam, aku memberanikan diri untuk menanyakan keberadaan Papa. Dan ya, Mama menjelaskan semuanya. Entah kenapa setelah tahu Papa sudah menikah lagi, aku sama sekali tidak sedih. Mungkin waktu itu aku terlalu muda kali, ya, jadi tidak paham dengan dunia orang dewasa. Dan setelah itu, Mama tidak pernah melarangku bertemu dengan Papa. Hanya saja ... kadang aku memiliki keinginan layaknya seorang anak pada umumnya."
"Apa?"
"Apa lagi? Menginginkan Papa dan Mama balikan. Tapi aku tahu, itu keinginan yang konyol. Mama dan Papaku sudah bahagia dengan pasangan baru masing-masing. Jadi bukankah bodoh, jika aku justru merasa sedih atas perpisahan mereka?"
"Pemikiranmu sangat dewasa, sepertinya aku harus belajar banyak darimu."
Sakura melepas tawa kecil. "Seorang Olvin belajar padaku, apa aku tidak salah dengar?"
Olvin sedikit bergeser agar tubuhnya menghadap Sakura. Tatapan Olvin yang begitu dalam membuat senyuman Sakura luntur seketika. Tubuh gadis itu kaku. Matanya ingin bergulir ke arah lain, tetapi terkunci.
"Sakura ...."
Hanya untuk sekadar meneguk ludah, Sakura merasa kesulitan. Tenggorokannya begitu kering. Ada kata yang ingin diucapkan, tetapi tak bisa keluar.
"Kalau aku lihat dari matamu ... kau bukannya tidak sedih atas nasibmu itu. Tapi kau ... pandai menutupi lukamu. Bahkan sampai aku pun tidak menyadarinya."
Terlalu dekat. Wajah Olvin terlalu dekat. Degup jantung Sakura jadi tidak tenang. Sialnya, tubuh Sakura bagai dipaku di tempat saat Olvin semakin mengikis jarak wajah hingga ujung hidung mereka bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain Season 2 (End) Lengkap
Teen FictionDeskripsi cerita isi sendiri... 🍁🍁🍁 Btw, cerita ini series panjang ber-season. Kalau mau ngikutin ceritanya sampe end bareng author, pintu terbuka lebar. Kalo enggak, lebih baik mundur dari awal. 🍁🍁🍁 Judul: After Rain Season 2 (Cerita Anak Har...