S2 After Rain Chapter 40

4 2 0
                                    

🍁 S2 After Rain Chapter 40 🍁

🍁 "Senang sekali kelihatannya?" kata Prima pada Arin.

Mereka kini berada di tepi lapangan utama untuk melaksanakan upacara bendera, menunggu bel yang kurang dari lima menit lagi akan berbunyi. Alasan mereka lebih baik menunggu daripada nanti terlambat adalah karena adanya hukuman bagi yang terlambat masuk barisan, 60 detik setelah bel berakhir.

Arin melihat Prima seraya tersenyum senang. "Bagaimana tidak, kemarin Judhy akhirnya mengizinkanku untuk menjenguknya."

"Sungguh? Terus bagaimana keadaannya?"

"Jauh lebih baik dari sebelumnya. Dan sepertinya minggu depan juga sudah bisa masuk."

"Syukurlah."

Kemarin, matahari masih malu-malu naik ke permukaan saat Arin memainkan ponsel. Gadis itu menanyakan hasil balapan antara Avril dan Sakura pada yang lain. Kemudian dia beralih mendengarkan musik sembari membaca kisah romansa dari aplikasi novel.

Beberapa menit kemudian, ponselnya berdenting. Arin segera meraihnya. Matanya sampai melotot saat melihat pesan masuk dari seseorang yang dirindukan.

Judhy: Rin, kau ada di rumah?

"Ini beneran Judhy, kan?" gumam Arin tak percaya.

Lama terdiam, Arin segera mengetikkan balasan.

Arin: Kenapa?

Membaca balasan berikutnya dari Judhy, Arin segera bercermin, memastikan penampilannya aman. Kemudian dia melihat pesan itu lagi.

Judhy: Mau ke rumahmu.

Arin segera saja keluar, menuruni tangga, bahkan mengabaikan mamihnya yang menegur di meja makan. Gadis itu melesat tak sabaran berlari ke rumah sahabatnya.

"Sepertinya sahabatnya jauh lebih penting dibanding dengan kau, De." Mamih Arin bergumam pada dirinya sendiri.

Sementara di kediaman rumah Tuan Yohan, orang-orang di sana terheran akan kedatangan Arin di pagi hari seperti ini. Bahkan waktu masih menunjukkan pukul 06.15.

"Tan." Arin membungkuk hormat saat berpapasan dengan Nyonya Kristin di tengah anak tangga. Dia cium tangan tanpa bisa menahan ekspresi senang. Lalu gadis itu meninggalkan wanita paruh baya begitu saja.

Arin mengatur napasnya saat tiba di depan pintu kamar Judhy. Dia tahu sandi pintunya.

Sementara di dalam kamar, Judhy menatap sedih layar ponsel karena tak ada balasan dari Arin. Gadis itu duduk di ujung ranjang, menghela berat.

"Dia pasti marah," gumamnya.

Bersamaan dengan itu, pintu terbuka perlahan. Judhy menoleh, tetapi pandangannya jatuh pada kaki seseorang, lalu naik perlahan, hingga tatapnya terkunci pada pasang mata yang berdiri di ambang pintu.

"Arin?" Judhy bangkit berdiri, tak percaya akan kedatangan Arin.

Gadis yang disebut namanya lantas berjalan cepat, langsung memeluk tubuh Judhy penuh kerinduan.

Kaki Judhy sedikit mundur karena tak siap Arin tiba-tiba memeluknya. Mereka nyaris jatuh bersama kalau saja Judhy tak menahannya.

"Kau benar-benar ... membuatku khawatir." Mata Arin berkaca, tangannya enggan melepas pelukan.

"Maaf." Kedua tangan Judhy hanya menggantung di sisi tubuh, belum membalas pelukan.

"Aku kira kau sudah melupakanku karena tidak pernah menghubungiku."

Saat Arin semakin erat memeluk, Judhy akhirnya tergerak untuk memeluk balik.

"Maaf."

"Aku merindukanmu."

After Rain Season 2 (End) LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang