🍁 S2 After Rain Chapter 16 🍁
🍁 Nyonya Kristin mulai terbangun ketika merasakan dirinya dipandang lama oleh seseorang.
Tatap matanya pun langsung bertemu dengan mata sang putri. Mereka saling memandang dalam diam, sampai akhirnya Nyonya Kristin membenarkan posisi duduknya. Wanita itu tertidur dengan posisi duduk di kursi.
Nyonya Kristin mendadak kikuk lantaran Judhy masih menatapnya dengan sorot tak terbaca.
Bibir merah gadis itu yang lebih pekat dari biasanya, membuat Nyonya Kristin berpindah duduk di tepi ranjang. Tangan wanita itu terulur menyentuh kening putrinya, hangat.
"Sepertinya kau demam, Nak. Bunda ambilkan obat dulu, ya," kata Nyonya Kristin kemudian berlalu pergi.
Dengan gerakan cepat dia melangkah menuju ruang obat yang ada di lantai bawah lalu meraih botol obat penurun panas dan obat maag. Lalu, dia berjalan ke dapur, meraih baskom dan mengisinya dengan air dingin.
Mbak Opin yang tengah memasak dibuat keheranan akan tindakan sang Nyonya.
"Tolong buatkan bubur, ya, Opin."
"A, i-iya, Nyonya."
Gerakan Nyonya Kristin cepat sekali. Sampai Mbak Opin tidak sempat bertanya lebih lanjut, Nyonya Kristin sudah menghilang dari pandangan.
Judhy masih di tempatnya saat Nyonya Kristin kembali. Setelah meletakkan nampan di meja bundar sisi kiri ranjang, Nyonya Kristin berjalan menuju lemari di ruang lain yang terhalang sekat kayu. Meraih handuk kecil adalah tujuannya.
"Minum obat dulu, ya, nanti lanjut tidur lagi," ujar Nyonya Kristin, membantu Judhy untuk duduk.
"Perutnya sakit, tidak?" tanyanya karena tahu sang putri punya maag.
"Sedikit."
Nyonya Kristin mengangguk sekali, lalu meminta Judhy untuk membuka mulut. Dua butir obat di pagi hari pun berhasil masuk ke perut gadis penyuka permen karet.
Setelahnya, gadis itu kembali membaringkan tubuh. Nyonya Kristin pun mulai mengkompresnya.
Melihat anak sakit sama dengan sakit baginya. Mata Nyonya Kristin berkaca, teringat dulu dia tidak memperhatikan putrinya. Judhy jauh lebih sering bersama Mbak Opin ketimbang dirinya.
Miris.
"Bunda."
Lamunan Nyonya Kristin buyar karena suara sang putri.
"Aku berubah pikiran."
"Maksudnya?"
"Aku setuju dengan Ayah."
"Setuju … dengan Ayah?"
"SMA HarBa."
Oke, sampai sini dan tidak perlu dilanjutkan lagi, Nyonya Kristin mengerti maksud dari perkataan putrinya. Sangat mengerti.
"Kau yakin?"
Judhy mengangguk lemah.
"Baiklah." Nyonya Kristin membalas dengan sejuta keraguan dalam diri. Dia tahu, Judhy terpaksa mengatakan hal itu agar tidak membebani pikirannya.
"Sekarang jangan bahas masalah itu, ya. Bunda ingin kau sembuh dulu."
Di sisi lain, Rocky sudah berada di ruang latihan. Memukul dan menendang samsak berdiri. Entah sejak kapan dia sudah berlatih, yang jelas, keringat sudah membasahi seluruh tubuh. Bajunya tampak basah.
"Sepertinya kau harus berguru, Nak, kalau kau benar-benar ingin membawa Flody dari tempat berbahaya itu." Kevan tiba-tiba muncul dan berdiri di sisi ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain Season 2 (End) Lengkap
Teen FictionDeskripsi cerita isi sendiri... 🍁🍁🍁 Btw, cerita ini series panjang ber-season. Kalau mau ngikutin ceritanya sampe end bareng author, pintu terbuka lebar. Kalo enggak, lebih baik mundur dari awal. 🍁🍁🍁 Judul: After Rain Season 2 (Cerita Anak Har...