🍁 S2 After Rain Chapter 19 🍁
🍁 Geldan setengah berlari menghampiri Genta di tengah anak tangga menuju ruang kelas sebelas. Sedangkan Jeran dan yang lainnya menunggu di bawah tangga.
Sebenarnya terdapat eskalator di bangunan itu, tetapi Genta dkk lebih senang naik tangga. Itung-itung melatih otot, pikir mereka.
Genta lantas berhenti diikuti yang lain begitu Geldan sampai di dekatnya. Cowok itu menatap Geldan dengan sorot tanya.
"Maaf karena tim kami belum bisa memberikan perlawanan yang sepadan melawan tim Kak Genta," kata Geldan.
"Santai."
"Uhm, begini." Geldan diam sejenak, memikirkan cara untuk mengutarakan maksudnya.
"Kenapa?"
"Begini, Kak. Kalau dilihat-lihat saat pertandingan tadi, sepertinya banyak yang mengidolakan Kakak. Terutama para cewek."
"Memang. Pengikutku di media sosial kebanyakan cewek." Genta berbangga diri.
Hal itu membuat Geldan ingin muntah saat itu juga karena kepercayaan diri yang terlalu tinggi dari seorang Genta.
Geldan manggut-manggut, pura-pura tersenyum. "Kalau dilihat-lihat, wajah Kak Genta sangat tampan, jadi wajar kalau banyak yang menyukai Kakak."
"Kau terlalu berbelit-belit. Katakan apa tujuanmu?" Genta yang mencurigai maksud Geldan akhirnya memaksa Geldan untuk berterus terang.
Geldan tetap bersikap tenang dan mengulas senyum santai. "Begini, Kak. Jadi di kelasku, ada seorang gadis yang sangat anti cowok. Maksudku, sulit untuk menaklukkannya."
"Terus?"
"Aku ingin menantang Kakak untuk meluluhkan hatinya. Kalau Kak Genta berhasil mendapatkan nomornya, atau ... bisa membuat dia tersenyum," jelas Geldan, lalu merogoh saku celana dan memberikan kunci motor sport miliknya, "... aku berikan motor sport-ku padamu."
Merasa tertarik, Genta melihat keenam rekannya yang lain. Lalu mendapat anggukan, perhatian Genta kembali pada Geldan.
"Dan kalau aku gagal?"
"Ya berarti gagal."
"Kau tidak meminta apa pun dariku?"
"Tidak."
"Sungguh?"
"Ya."
Genta tampak berpikir sejenak. "Ah, bagaimana kalau aku gagal membuatnya tersenyum, atau ... gagal mendapatkan nomornya, kau dan teman-temanmu aku traktir makan sekali di kantin. Bagaimana?"
"Setuju."
"Jadi, siapa temanmu yang kau maksud itu?"
"Aku yakin kau sudah mengetahuinya."
Genta mengangkat satu alisnya. "Siapa?"
"Judhy."
Genta seketika terdiam. Sudah lama dia penasaran dengan gadis yang teramat dingin tak tersentuh itu. Hanya bisa mengamatinya dari jauh, lalu menitipkan salam berlagak sok misterius, tetapi tak pernah direspons. Rasanya akan lebih menantang kalau dia bisa mendekatinya secara langsung.
"Baiklah." Genta melihat jam tangannya, masih ada waktu sebelum bel masuk berbunyi. "Bagaimana kalau sekarang saja?"
Eh?
Geldan memang mengharapkan Genta mau menerima taruhannya, tetapi tidak saat ini juga.
Ah, biarlah. Biar Genta juga merasakan rasanya dipermalukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain Season 2 (End) Lengkap
Teen FictionDeskripsi cerita isi sendiri... 🍁🍁🍁 Btw, cerita ini series panjang ber-season. Kalau mau ngikutin ceritanya sampe end bareng author, pintu terbuka lebar. Kalo enggak, lebih baik mundur dari awal. 🍁🍁🍁 Judul: After Rain Season 2 (Cerita Anak Har...