S2 After Rain Chapter 72

9 1 1
                                    

🍁 After Rain Chapter 72 🍁

🍁 "Memikirkan anak itu?"

Prima tak menanggapi ucapan Geldan. Gadis itu tetap saja fokus pada buku yang sedang dibacanya. Kedua orang itu saat ini berada di lantai dua perpustakaan.

"Kau tahu sesuatu tetang anak itu?"

"Maksudmu?" Prima menjawab tanpa menoleh.

"Ya ... rahasia mungkin."

"Bukankah setiap orang memiliki rahasia dalam hidupnya?"

Geldan menyandarkan punggung pada kepala kursi. Padahal dia ke sini ingin menghibur Prima yang terlihat murung di matanya selama tiga hari terakhir. Cowok itu putar otak harus membahas topik apa untuk memancing perhatian gadis dengan bandana putih di rambut.

"Kau tidak ke kantin?" Meskipun mulutnya bertanya, Prima sama sekali tak tertarik walau untuk sekadar melirik.

"Sudah. Kau sendiri tidak ke kantin?"

"Tidak lapar."

"Prim." Geldan merasa kesal karena Prima tak memperhatikannya. Tangannya sengaja menutup buku yang sedang gadis itu baca.

"Apa?"

"Semenjak kau kenal dengan anak itu, aku lihat kau jadi sering sedih. Maksudku, kau biasanya tidak tertarik pada urusan orang lain."

"Manusia bisa berubah."

"Setuju. Tapi kalau kau berubah jadi sering menyendiri dan murung seperti ini, aku tidak suka."

"Sejak kapan kau jadi penguntit kehidupanku?"

"Sejak aku menyukaimu." Geldan mengembalikan buku ke tangan Prima. Kemudian dia beranjak pergi dari sana.

Prima diam. Pikirannya benar-benar tak tenang. Dia senang begitu tahu kalau dia memiliki saudara sepupu yang seumuran dengannya, meskipun lebih muda satu tahun. Namun sayang, saudara sepupu itu hanya menganggapnya orang asing.

Korban masa lalu dari konflik keluarga membuat mereka tak saling mengenal. Dan baru dipertemukan setelah beranjak remaja. Lucu.

"Apa aku izin saja, ya?" gumamnya, lalu merogoh saku untuk mengambil ponsel.

Prima: Tan, aku boleh ke rumah?

gadis itu mengirim pesan ke kontak nomor yang diberi nama 'Bu Dokter'

Bu Dokter: Boleh. Tapi jangan mengajak yang lain.

Membaca pesan tersebut, bibir Prima tersungging. Dengan suasana hati yang berbunga-bunga, dia lantas bangkit dan menaruh buku ke tempatnya. Baru saja keluar, langkahnya terhenti. Dia berbalik.

"Ternyata kau masih di sini?"

Geldan mengedikkan pundak. "Pulang bareng, mau?"

"Lain kali, ya."

"Janji?"

Lantaran hatinya sedang senang, Prima menyetujui. "Janji."

Geldan memberi kode dengan gerakan kepala agar Prima mengambil langkah, kemudian cowok itu berjalan di sampingnya.

"Memangnya siang nanti kau ada urusan apa?"

"Tidak semua hal harus kau tahu, Gel."

"Ya, aku tahu. Hanya tanya saja."

"Ngomong-ngomong waktu itu, kenapa kau balapan dengan Kak Yudis?"

"Balapan mobil maksudnya?"

"Em."

"Aku tidak tahu harus melakukan apa, jadi menantangnya balapan. Tapi aku kalah."

"Taruhannya?"

Geldan mengangkat satu alis.

After Rain Season 2 (End) LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang