🍁 S2 After Rain Chapter 94 🍁
🍁 Hari ke-3 perlombaan, anak dance HarBa hadir di tengah-tengah keramaian. Mereka menyaksikan para peserta yang tampil hari ini.
"Anak itu tidak berangkat lagi, Rin?"
"Maaf, Kak Olive tadi bilang apa?" Arin sedikit berteriak di tengah suara-suara para pendukung dari peserta yang sedang tampil.
"Temanmu tidak berangkat lagi?" Olive mengeraskan suara.
"Oh. Iya."
"Kenapa? Sakit?"
"Tidak. Katanya malas ke sekolah. Tidak ada kegiatan belajar juga." Arin terpaksa berbohong. Padahal dia sendiri tidak tahu alasan Judhy tidak masuk dua hari ini.
"Aish ... dasar anak itu."
Di sisi lain, para petinggi OSIS tengah berada di area luar GOR. Kelimanya mendarat di warung tenda yang menurut mereka paling higienis.
"Ngomong-ngomong ... bagaimana keputusan sekolah mengenai perkelahian waktu itu?" Gerly membuka percakapan setelah menyesap es cokelat.
"Maksudmu tentang nasib Berto dan yang lainnya?" Sakura bertanya balik, memastikan.
"Em. Aku dengar banyak anak-anak yang melaporkan kejahatan Berto cs selama ini. Mereka menuntut Berto cs dikeluarkan."
Yudis buka suara, "Berto dan kesepuluh temannya itu adalah anak dari orang-orang penting di negeri ini, Ger. Dan yang lebih mengerikan lagi, katanya ada dari mereka yang anak dari seorang bos mafia, dan bos gangster. Jelas sekolah tak mau ambil resiko mengeluarkan mereka. Karena akibatnya, bisa saja bos mafia dan bos gangster itu bekerjasama untuk menyerang sekolah kita."
"Ah, kalau sudah berhadapan dengan manusia bar-bar seperti mereka, aku pikir sangat masuk akal Berto cs itu sering membuat masalah di sekolah." Gerly menghela berat. "Aku jadi khawatir dengan nasib dari anak yang sudah berani memukul mereka."
"Uang berhasil menyelamatkan anak itu."
Ucapan Olvin sontak membuat keempat orang melihatnya.
"Mereka sudah berdamai. Wali dari orang tua murid itu mengeluarkan banyak uang untuk biaya pengobatan sekaligus uang damai. Lebih dari 500 juta."
"Apa?!" pekik Devan dan Gerly.
"Jelas-jelas banyak yang bersaksi kalau Berto cs yang mencari gara-gara lebih dulu, kenapa keluarga anak itu yang malah mengeluarkan uang?" Gerly jadi emosi atas ketidakadilan yang didengarnya.
"Itu sih namanya pemerasan, bukan uang damai," celetuk Devan.
"Sepertinya wali dari anak itu tidak mau ambil resiko," balas Olvin.
"Tentu saja tidak mau ambil resiko. Yang dihadapinya kawanan serigala," timpal Gerly, kesal.
"SMA HarBa milik keluargamu, kan, Olvin?"
Olvin melihat Sakura sejenak sebelum mengangguk.
"Seharusnya kau bisa melakukan sesuatu."
"Orang tuaku justru senang jika bisa menindas orang-orang lemah."
"Maksudmu?" Yudis mengernyit.
"Aku benci mengatakannya, tapi begitulah dunia orang dewasa. Ketika kau sudah memiliki banyak uang, dan kau merasa memiliki kekuasaan, maka mempermainkanku kehidupan orang lain adalah kesenangan dan kebahagiaan bagi mereka. Termasuk orang tuaku. Jadi Orang tuaku menganggap perkelahian kemarin adalah sebuah hiburan, tidak lebih."
Tangan Sakura mengepal kuat di atas meja. "Aku benar-benar muak dengan semua ini. Hukum selalu tumpul ke atas."
"Ya mau bagaimana lagi," sahut Yudis seraya mendorong kacamata lalu menyilangkan tangan di depan dada, "dunia ini bekerja oleh uang dan kekuasaan. Orang-orang baik cenderung tidak tertarik untuk memangku jabatan dengan tanggung jawab besar. Alhasil, orang-orang serakahlah yang mengambil alih. Makanya tidak heran, jika dunia ini sebenarnya dikendalikan oleh iblis yang menyerupai malaikat."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain Season 2 (End) Lengkap
Novela JuvenilDeskripsi cerita isi sendiri... 🍁🍁🍁 Btw, cerita ini series panjang ber-season. Kalau mau ngikutin ceritanya sampe end bareng author, pintu terbuka lebar. Kalo enggak, lebih baik mundur dari awal. 🍁🍁🍁 Judul: After Rain Season 2 (Cerita Anak Har...