🍁 S2 After Rain Chapter 68 🍁
🍁 "Judhy tidak masuk kenapa, Rin?" tanya Jeran duduk di kursi milik gadis yang saat ini tidak ada di kelas.
"Capek katanya gara-gara nari kemarin."
Jeran menopang pipi kanan dengan tangannya. "Tapi dia baik-baik saja, kan? Maksudku ... hanya kecapean, bukan sakit."
Arin manggut meyakinkan. "Iya."
"Syukurlah. Aku enggak nyangka dia bisa nari sekeren itu, kemarin. Tapi ... gara-gara itu jadi banyak anak-anak yang penasaran dengannya. Sainganku jadi bertambah berat."
Arin tertawa kecil, berusaha menghibur diri. "Sejak kapan seorang Jeran menjadi pesimis seperti ini?"
"Semenjak ditolak berkali-kali oleh temanmu, Rin."
"Lagian sudah ditolak itu harusnya sadar diri, menjauh, jaga jarak. Bukannya malah mendekat. Yang ada anak itu malah jijik melihatmu, Jer." Hido ikut nimbrung seperti emak-emak gosip saat membeli keperluan dapur.
Jeran melengos. "Kau sendiri, bahkan belum nembak sudah ditolak Avril, kenapa tidak menjauh?"
"Itu beda cerita. Semakin Avril kesal, dia terlihat makin cantik. Jadi aku suka menggodanya."
"Oh, jadi kalau aku tidak sedang kesal, aku tidak cantik, gituh?"
Hido bagai maling ketangkap basah. Tubuhnya kaku. Tenggorokannya mendadak kering kerontang.
Jeran dan Arin sama-sama menahan senyum. Keduanya melihat Avril, Alinzy, dan Prima masuk kelas saat Hido membicarakan salah satunya.
"Kok diem?" Avril menantang Hido dengan tatapan maut.
"Ah ... k-kau cantik, kok, Vril. Iya, bahkan sangat cantik meskipun tanpa make-up," jawab Hido tercekat. Lehernya bagai dicekik oleh tangan yang tak terlihat.
"Secantik apa?"
"Eh?" Hido mati kutu saat Avril tiba-tiba mencengkeram seragamnya.
"Secantik ... wanita yang melahirkanku."
"Apa?! Jadi kau menganggapku tua?"
Salah lagi.
"Mampus!" Jeran berucap pelan, merasa senang Hido dalam tekanan.
"Eh, eng-enggak, kok, Vril. Maksud aku, kau secantik ibuku, tapi versi remaja."
Avril melepas cengkeraman dengan kasar. "Sekali lagi kau sebut namaku." Gadis cantik berwajah garang menunjuk matanya sendiri dengan kedua jari, lalu menunjuk mata Hido. "Awas, kau, ya!"
Sebuah peringatan keras!
Hido baru bisa bernapas lega saat Avril berpindah ke tempat duduk gadis itu.
"Galak amat, kayak manusia hutan."
Sebuah botol minuman mendarat mulus mengenai belakang kepala Hido. Sontak Jeran tertawa puas menyaksikannya.
Arin menggeleng terhibur.
Sementara Prima, gadis itu diam-diam mengamati Arin. Di matanya, Arin terlihat sedih, meskipun ada tawa yang menghiasi.
"Jer, Genta cs nantang tanding."
Suara itu datang dari Renov yang masuk dengan setengah berlari. Mata cowok itu sempat melihat Arin, memberi anggukkan kecil yang mendapat balasan serupa dari Arin.
Alinzy, Avril, dan Prima yang melihat tatapan tak biasa dari Renov pada Arin, saling bertukar pandang.
"Kapan?" Jeran setengah berteriak karena Renov berdiri di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain Season 2 (End) Lengkap
Teen FictionDeskripsi cerita isi sendiri... 🍁🍁🍁 Btw, cerita ini series panjang ber-season. Kalau mau ngikutin ceritanya sampe end bareng author, pintu terbuka lebar. Kalo enggak, lebih baik mundur dari awal. 🍁🍁🍁 Judul: After Rain Season 2 (Cerita Anak Har...