S2 After Rain Chapter 70

6 2 2
                                    

🍁 After Rain Chapter 70 🍁

🍁 Judhy jatuh terjengkang dari tempat tidur karena Arin mendorongnya. Dua gadis sedang berada di kamar Judhy, bersenda gurau. Bersamaan Judhy terjengkang, mata gadis itu terbuka.

Pertemuannya dengan Arin hanya mimpi.

Seperti ada kekuatan yang mendorongnya, tangan itu bergerak cepat menahan pisau yang mengarah ke perut. Darah merembes, keluar begitu banyak.

Mata gadis itu terjaga. Napasnya terhela lembut. Pikirannya tak dapat bekerja.

Sementara wanita di hadapannya, membeku. Tangan itu bergetar.

"Apa yang ingin Bunda lakukan?" Judhy berkata lemah saat sang bunda menatapnya.

Pandangan wanita kemeja putih turun, melihat darah yang begitu banyak.

"Apa yang ... sudah aku lakukan?" batinnya.

Kesadaran wanita itu kembali. Tangannya masih bergetar. Dia segera membuang pisau dan memeluk tubuh putrinya.

Bertepatan dengan itu, sang asisten yang berjaga di luar beranjak masuk tanpa mengetuk pintu karena merasakan firasat tak enak. Matanya membola saat melihat darah pada pisau di dekatnya. Dia langsung bergerak cepat mendekat.

"Nyonya, apa yang terjadi?"

Nyonya Kristin tak menangis. Air mata itu hanya mampu membasahi bola matanya saja.

"Nyonya ...."

"Saya ... saya tidak tahu apa yang sudah saya lakukan. Tiba-tiba saja ... ada banyak darah."

Sang asisten tetap bersikap tenang, dia kemudian memanggil rekannya yang lain di luar ruangan.

Sementara di SMA HarBa, Arin hanya melamun saat pelajaran berlangsung. Hatinya benar-benar tak tenang. Pikirannya terus memikirkan sang sahabat.

Dari tempatnya, Renov terus memperhatikan, merasa kasihan.

Menit-menit berlalu lambat bagi Arin. Pelajaran IPS yang menjadi pelajaran favoritnya sama sekali tak menarik minatnya.

Hampir satu jam pelajaran itu berlangsung, dan Arin sama sekali tak menyimak.

Tak berselang lama, wali kelas datang ke kelas tersebut. Guru yang sedang mengajar terpaksa berhenti.

"Permisi, Pak. Saya mendapat telepon dari orang tua Nak Arin untuk memintanya segera pulang. Ada urusan mendesak katanya."

Guru yang diajak bicara oleh wali kelas memberi anggukkan.

Wali kelas pun menghampiri Arin. "Kau diminta pulang lebih awal oleh orang tuamu."

"Eh? Ada apa memangnya, Bu?"

"Kau akan tahu saat pulang nanti."

Dengan degup jantung yang berdebar, hati tak karuan, pikiran berkelana ke ruang-ruang gelap, Arin memasukkan buku ke dalam tas. Kemudian dia pamit.

Di antar wali kelas hingga ke area parkir, membuat Arin semakin tak tenang. Satu orang yang terbesit dalam benaknya.

"Aku pamit, Bu. Assalamualaikum."

"Wa'alaikum salam."

Pulang ke rumah. Itu yang dipikirkan Arin. Namun, kenapa ... mobil malah mengarah ke rumah sakit?

Arin merasakan tenaganya hilang separuh. Kakinya bagai tak berpijak menyentuh tanah saat dia turun.

Meneguk ludah, Arin menghampiri De yang sudah menunggu di area parkir.

"Ada apa, Mih?"

De tersenyum hangat. "Tidak apa-apa. Ayo." Tangan itu merangkul akrab putrinya dan berjalan masuk.

After Rain Season 2 (End) LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang