S2 After Rain Chapter 20

4 2 0
                                    

🍁 S2 After Rain Chapter 20 🍁

🍁 Di lapangan basket dalam, Genta tak henti melempar bola ke ring basket. Keenam rekannya bertugas mengambilkan bola untuknya.

"Brengsek!" umpatnya seraya melempar bola terakhir dengan keras. Lemparannya sengaja tidak ke ring, melainkan ke arah papan. Hingga suara benturannya terdengar keras karena begitu kuat hantamannya.

Hal itu membuat rekan sekelas cowok itu saling bertukar pandang heran.

Genta yang biasanya tenang, ramah, dan sering pamer senyuman, kali ini terlihat berbeda.

"Kenapa tuh, anak?" tanya Olive pada siswi berkucir miring di belakang kanan kepala.

(Olive dibaca: Oliv)

"Kau belum tahu, Liv?" tanya balik siswi itu.

Valencia. Biasa dipanggil Valen. Rambut kucir satu di belakang kepala sedikit miring adalah ciri khasnya. Kadang rambutnya dikepang dua menyerupai tanduk banteng. Hingga dia pun dijuluki kepang rambut banteng.

"Apa terjadi sesuatu selama aku tidak berangkat?"

Valencia lantas berbisik pada Olive. Ekspresi Olive tampak terkejut, dan ada rasa kesal, marah, serta tidak terima atas suara yang masuk ke telinganya.

"Enggak bisa dibiarin!" seru Olive penuh penekanan.

Kelas Genta langsung membentuk barisan begitu seorang guru olahraga wanita masuk ke lapangan.

Senyap.

Guru berbadan tegap dengan aura tegas itu mengedarkan pandangan. Matanya sedikit terusik karena banyak bola basket yang bertebaran sembarang. Namun, karena ini pelajaran olahraga, maka itu bukanlah masalah.

"Silakan pimpin doa." Bu Arnetta memberi perintah.

Genta melihat rekan sekelasnya, memastikan tidak ada yang tertinggal. Lalu dia berjalan ke depan, memimpin barisan. "Pimpinan saya ambil alih, siap grak!" serunya.

32 murid langsung mengikuti perintah.

"Sebelum memulai kegiatan, marilah kita berdoa menurut keyakinan masing-masing. Berdoa ... dimulai."

Serentak, mereka semua menundukkan kepala.

Sunyi sekali.

"Selesai."

Semua kembali mengangkat kepala.

"Istirahat di tempat, grak!"

Barisan di depan Genta langsung menyimpan tangan ke belakang punggung dengan kaki sedikit terbuka.

"Baiklah, langsung saja. Pertama pemanasan. Kedua lari sepuluh putaran lapangan ini, kecuali bagi yang sakit silakan keluar barisan. Ketiga, kita akan melakukan permainan fokus. Bermain patung atau gerak. Penjelasannya setelah ini."

Genta kembali mengambil alih perintah setelah dipersilakan Bu Arnetta melalui anggukkan kepala.

Dua barisan pertama adalah anak cowok, kemudian diikuti barisan cewek. Rapi.

Sementara di luar, tepatnya di lapangan utama, anak-anak kelas 10 A-1 sudah ngos-ngosan. Keringat bercucuran dari wajah mereka. Beberapa di antaranya sudah melepas jaket olahraga SMA HarBa yang berwarna hitam dan merah di bagian dalam, model jaket yang bisa dibolak-balik.

Mereka sedang duduk berselonjor di tepi lapangan, mengatur napas yang memburu.

"Gila, berasa masuk militer," seru Keyra mendapat anggukkan setuju dari yang lain.

"Lebay!" celetuk Amelyza dari baris di sebelah kanan Keyra.

Keyra sontak saja melirik Amelyza dengan tatapan tak bersahabat. "Dasar menor!"

After Rain Season 2 (End) LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang