S2 After Rain Chapter 100

6 0 0
                                    

🍁 S2 After Rain Chapter 100 (Merendah) 🍁

🍁 Hari-hari pertempuran otak baru saja usai. Satu minggu yang terasa amat panjang berakhir dengan kelegaan. Para pelajar bagai terlepas dari kurungan, berhamburan keluar dari ruang kelas.

Raut bahagia dan lega menghiasai wajah-wajah yang sudah berperang melawan kemalasan.

Kurang dari 10 menit, suasana sekolah berubah sepi. Hanya sebagian saja yang masih betah.

Penghuni kelas 10 A-1 menyisakan siswa-siswi dari lulusan sekolah yang sama. Seolah ada kekuatan gaib yang menahan mereka untuk pergi.

Hingga Judhy bangkit dari duduk usai memakai hoodie yang membalut jas hitam, langkahnya dihadang oleh Prima.

Atensi Geldan cs, Jezrine cs, Jeran, Hido, Avril, Alinzy, Amelyza dan geng, serta Arin, tertuju pada kedua gadis.

Judhy menatap Prima lekat dengan sirat kalau dia tidak suka atas tindakan Prima padanya.

"Minggir!" katanya penuh peringatan.

"Mau sampai kapan?"

Judhy paham betul maksud Prima. Rahangnya mengeras menahan air mata yang meronta keluar.

"Aku tanya mau sampai kapan?" Prima juga ikut menahan air mata, terbawa emosi.

"Berhenti pura-pura terlihat baik-baik saja padahal setiap detik kau menahan luka."

Hening.

"Berhenti bersikap sok kuat padahal kau sudah hancur."

Yang lain saling memandang satu sama lain, masih mencerna apa yang sedang terjadi sebenarnya.

"Jujur …." Sebulir mengalir lembut di pipi Prima. "Jujur aku senang melihatmu di sekolah ini. Tapi menyakitkan rasanya melihatmu sama sekali tak merasa senang berada di sini."

Avril dan Alinzy, sahabat dekat Prima sampai tertunduk dalam karena suara Prima yang terdengar lirih bergetar. Mereka tahu maksud dari perkataan gadis penyuka warna putih.

"Katakan …. Sebenarnya kau sudah lelah, kan, hidup dalam kepura-puraan?!" Suaranya meninggi di akhir.

"Prim." Avril mengusap lembut pundak Prima, menenangkan.

"Lakukan."

Judhy diam menunduk.

"Aku bilang lakukan, BODOH!"

"Prim!" sela Avril mengingatkan agar Prima tak lepas kendali.

"Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan. Selama itu bukan hal yang melampaui batas, aku akan ada di belakangmu. Mendukungmu."

Arin ikut bangkit, berdiri di antara Judhy dan Prima. Tatap matanya tertuju pada Judhy yang enggan melihatnya balik.

"Perasaanku kurang lebih sama dengan Ketua. Aku senang kita berada di sekolah yang sama. Tapi Prima benar, rasanya menyakitkan melihatmu pura-pura baik-baik saja, Judhy. Karena itu … untuk hari ini …." Arin berdiri di samping Prima. "Untuk hari ini aku mendukung Ketua. Aku ingin kau melakukan apa yang seharusnya kau lakukan."

"SSM." Jezrine di barisan tengah deretan meja belakang, bangkit, berjalan ke belakang Judhy. "Bimbim dan Hamka sudah ada di sana. Dua orang itu bahkan menanyakan kabarmu."

Keyra dan Luvin kompak buang muka saat melihat ekspresi Jezrine menahan tangis.

"Aku tahu bagaimana sakitnya ketika harapan kita justru hancur oleh orang yang paling kita sayangi. Aku tahu bagaimana sakitnya, Judhy."

Meskipun sudah menahan diri, Jezrine tak mampu menahan air mata yang lolos begitu saja.

"Di saat aku berjuang keras untuk menjadi seorang model agar bisa membanggakan kedua orang tuaku, mereka justru menghancurkan harapanku. Perpisahan mereka … adalah kehancuran bagiku. Tapi aku beruntung, bisa bertemu dengan orang sepertimu. Meskipun kau terlihat dingin tak peduli, kau sangat mengerti perasaanku tanpa harus menceritakannya. Dan kau … kau menyelamatkanku dari kehancuran yang lebih buruk lagi. Aku sangat berterima kasih. Karena itu … aku mau bilang, raihlah apa yang ingin kau raih. Dan berhentilah menghancurkan dirimu."

After Rain Season 2 (End) LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang