🍁 S2 After Rain Chapter 82 🍁
🍁 Empat bangku kosong. Anak-anak kelas 10 A-1 saling bertukar pandang, heran. Kelas terasa sangat sepi, lebih sepi dari pada biasanya.
"Woi! Luvin sama Jezrine enggak masuk kenapa?" Amelyza bertanya pada Keyra, mewakilkan yang lain.
Keyra mengedikkan pundak. "Enggak tahu. Nomor mereka sama-sama enggak aktif."
Di sisi lain, Judhy masih terpejam dengan kening dikompres gel. Demamnya masih tinggi. Dia sekarang berada di kamar luasnya. Sepulang dari rumah Jezrine dini hari, dia tidak kembali ke rumah Anggrek, melainkan ke kediaman utama Tuan Yohan.
Nyonya Kristin memandang wajah putrinya. Dia menyesal sudah memberi hukuman padanya.
Dalam keheningan pagi, ponsel Judhy berdering. Sang pemilik membuka mata, melirik sang bunda.
Nyonya Kristin meraih ponsel itu, menerima panggilan.
"Hallo, Judhy. Boleh minta tolong tidak? Mamih aku. Mamih muntah-muntah subuh tadi, terus tiba-tiba Mamih histeris. Aku coba deketin, tapi Mamih malah minta aku keluar. Terus Mamih ngunci kamarnya. Aku takut."
Suara Jezrine yang panik dan bergetar membuat Judhy dan Nyonya Kristin saling bertukar pandang.
"Judhy? Kau akan ke sini, kan? Tolong aku."
Tut.
Nyonya Kristin mematikan telepon itu.
"Izinkan aku ke sana, Bunda."
"Jangan ikut campur masalah keluarga orang lain terlalu dalam."
"Kalau Jezrine adalah Tante De, apa Bunda akan diam saja? Sementara Bunda tahu kalau Tante De membutuhkan bantuan Bunda?"
Nyonya Kristin terdiam sejenak, mengalihkan pandangan ke samping. "Biar Bunda kirimkan orang untuk mengurusnya. Jadi kau tidak perlu mengkhawatirkannya."
"Tapi aku ingin memastikannya sendiri."
"Dek!"
Judhy terdiam.
"Kalau kau terlalu baik pada orang, kau akan dimanfaatkan. Kau boleh menolong, tapi harus tahu batasan sejauh mana kau harus menolong."
"Aku tidak menolongnya. Tapi aku menolong diriku sendiri dari rasa penyesalan yang bisa saja terjadi kalau aku tidak mengulurkan tanganku padanya. Penyesalan yang bahkan tidak akan bisa hilang, walau nyawa sudah terpisah dari raga. Penyesalan itu akan terus bersamaku. Aku yakin Bunda mengerti maksudku."
"Oke. Bunda akan membantu temanmu itu sampai masalahnya selesai. Tapi kau harus tetap di sini."
"Aku harap Bunda tidak menyia-nyiakan kepercayaanku."
Sementara di rumah dua lantai bergaya klasik dengan dua pilar besar berdiri kokoh, di sanalah Luvin tinggal. Gadis itu tidur dengan keadaan wajah penuh luka. Wanita paruh baya menemani tidurnya, menggenggam erat tangan gadis itu.
Dini hari tadi, pertengkaran hebat antara Fras dan sang istri, membuat Luvin bergerak keluar dari kamar. Langkah kakinya cepat menuruni anak tangga.
Terlambat. Luvin terlambat melindungi mamihnya dari pukulan sang papih.
Tubuh gadis itu menegang. Amarahnya memuncak.
"Pukul!" tantang mamih Luvin. "Pukul sampai kau puas!"
Saat tangan papihnya melayang, Luvin buru-buru berteriak, "Hentikan, Pih!"
Tangan itu berhenti di udara. Luvin kemudian berdiri di antara keduanya.
Malam sunyi yang mencekam.
Pekerja di rumah itu memilih tutup mata, tak ingin ikut campur urusan sang majikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain Season 2 (End) Lengkap
Ficção AdolescenteDeskripsi cerita isi sendiri... 🍁🍁🍁 Btw, cerita ini series panjang ber-season. Kalau mau ngikutin ceritanya sampe end bareng author, pintu terbuka lebar. Kalo enggak, lebih baik mundur dari awal. 🍁🍁🍁 Judul: After Rain Season 2 (Cerita Anak Har...