🍁 S2 After Rain Chapter 22 🍁
🍁 Dua hari setelah kejadian itu, Tuan Yohan pulang ke kediamannya. Pria berkacamata kini tengah berdiri di pinggir kolam, menatap airnya yang tenang.
Rautnya datar, tetapi aura yang terpancar sangat menunjukkan kalau pria itu sedang marah besar.
Bagaimana tidak? Putrinya sudah mematahkan lengan dua siswi dari salah satu geng terkuat di sekolah.
Sementara di dalam kamar, seorang bodyguard wanita menghampiri Judhy yang tengah duduk melamun di sofa.
"Tuan menunggu Nona di area kolam renang," kata bodyguard itu seraya sedikit membungkuk hormat.
Tanpa berkata apa-apa, Judhy langsung bangkit dan menemui sang ayah.
Baru menghentikan langkah di hadapan Tuan Yohan, baju berwarna biru gelap lengan panjangnya sudah dicengkeram kuat. Detik itu juga tubuh gadis penyuka permen karet sudah berpindah ke dalam kolam renang.
Tiga bodyguard pria dan tiga wanita bereaksi terkejut atas apa yang Tuannya lakukan pada Judhy. Mereka kompak menunduk dalam.
Hari sudah akan tengah malam dan cuaca sedang dingin karena berangin. Namun, dengan tega Tuan Yohan justru melempar Judhy ke kolam.
Judhy muncul ke permukaan beberapa saat kemudian. Napasnya terlihat memburu dan rahangnya mengeras menahan dingin. Ketinggian air nyaris menenggelamkannya.
"Itu hukuman karena kau sudah mematahkan lengan dua seniormu," ucap Tuan Yohan menatap Judhy tanpa belas kasih. Lalu setelahnya pria itu berbalik dan melenggang pergi.
Judhy melihat punggung ayahnya dengan tatapan tak terbaca. Kemudian, perlahan dia membiarkan air mengambil tubuhnya.
Melihat itu, para bodyguard di sana diam memperhatikan. Mereka bertukar pandang saat Judhy lama tak muncul ke permukaan.
Sementara langkah Tuan Yohan terhenti di anak tangga, merasakan ada keganjilan.
Detik berikutnya pria itu lantas berbalik terdorong oleh kekuatan tak kasat mata untuk kembali. Bertepatan dengan seorang bodyguard akan melompat ke kolam, Tuan Yohan lebih dulu melakukannya setelah melempar asal kacamatanya.
Pria itu berenang sedikit ke tengah, meraih kedua bahu Judhy yang menatapnya datar dari dasar kolam. Mata gadis itu nyaris terpejam saat sang ayah membawanya naik ke permukaan.
Keduanya berlomba menarik oksigen begitu muncul di permukaan.
"Kau gila, hah?!"
Dalam situasi seperti ini, Tuan Yohan masih sempat memarahi putrinya.
"Kau ingin mati tenggelam seperti adikmu? Iya?" Suara Tuan Yohan masih meninggi karena takut kehilangan orang-orang tersayangnya lagi.
"Menurut Ayah?" Judhy membalas cepat, matanya berkaca-kaca.
Tuan Yohan seketika bungkam. Kemarahannya lenyap entah ke mana. Lubuk hatinya bagai ditikam pisau tak kasat mata mendengar jawaban putrinya. Menyakitkan. Dia tidak ingin kehilangan anaknya lagi.
Tidak ingin.
"Ayah kecewa, kan?" Judhy diam sejenak menatap ayahnya dengan hati terluka. "Karena bukan Franklin yang selamat, melainkan anak yang tak Ayah harapkan."
Tuan Yohan diam.
"Aku capek." Setitik bulir jatuh tertahan di pipi kiri Judhy, tetapi langsung dia usap. "Aku capek terus mengikuti keinginan Ayah. Bahkan untuk memenuhi keinginan Ayah, aku sampai tak menikmati masa kecilku. Ayah sudah merebut dunia masa kecilku. Dan Ayah tidak akan bisa mengembalikan waktu yang sudah berlalu. Ayah tidak tahu, kan? Kalau hampir setiap saat ... aku selalu bertengkar dengan diriku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain Season 2 (End) Lengkap
Teen FictionDeskripsi cerita isi sendiri... 🍁🍁🍁 Btw, cerita ini series panjang ber-season. Kalau mau ngikutin ceritanya sampe end bareng author, pintu terbuka lebar. Kalo enggak, lebih baik mundur dari awal. 🍁🍁🍁 Judul: After Rain Season 2 (Cerita Anak Har...