S2 After Rain Chapter 69

6 2 1
                                    

🍁 S2 After Rain Chapter 69 🍁

🍁 Bangku itu kosong. Lagi.

Arin melirik kesal kursi kosong. Bukan kesal pada pemiliknya, melainkan pada dirinya sendiri karena merasa belum bisa menjadi sahabat yang baik.

"Kenapa?"

Arin sontak menoleh. Kelas masih sangat sepi, belum jam masuk.  Siswa-siswi sedang beristirahat.

Renov menarik kursi dari meja sebelah agar sedikit mendekat pada tempat duduk Arin.

"Aku bersedia menjadi telinga kalau kau mau cerita."

"Ren."

"Hm?"

"Aku lagi pengen sendiri."

Renov menggeleng tidak setuju. "Kau butuh seseorang untuk mendengarkan suaramu."

Arin diam.

Renov bergeser menghadap depan. "Aku akan tetap di sini sampai kau mau cerita."

Arin menyandarkan punggung pada kepala kursi, menimbang dalam hati haruskah dia mencurahkan isi hatinya?

Tuk! Tuk! Tuk!

Telunjuk Renov yang mengetuk-ngetuk meja mengalihkan perhatian Arin. Mata gadis itu mengamati wajah Renov dari samping, mencari kesungguhan dari cowok tersebut.

Arin seketika buang muka pada saat Renov menoleh. Cowok itu tersenyum. Lembut. Sayang, gadis berkulit cokelat terang tak melihatnya.

"Tenang saja, aku akan tutup mulut."

Oke. Arin sudah cukup yakin dengan cowok itu. Dia menarik napas panjang dan menghela perlahan, membiarkan karbondioksida dalam tubuh menyatu dengan udara di ruangan.

"Aku hanya merasa ... semakin jauh dari Judhy."

Renov melirik dengan kernyitan. Pandangannya sedikit naik ke kepala Arin. Jarinya masih mengetuk-ngetuk.

"Setiap hari ... jarak itu semakin terbentang. Dan aku tidak bisa mengejarnya."

Renov mengerti maksudnya. Arin bukan sedang membicarakan jarak yang sebenarnya, melainkan rasa. Raga dekat, tetapi terasa jauh.

"Kau tahu, kan, Ren?"

"Apa?"

"Judhy serba bisa. Bisa nyanyi, bisa nari, bisa bela diri, otaknya encer, dia ... sempurna."

"Saat tampil di panggung hari itu, aku lihat kau juga jago nari. Soal otak, kau juga tidak kalah darinya. Soal musik, aku memang belum pernah melihatmu memainkannya. Dan untuk bela diri ... kau hanya tinggal belajar, Rin."

"Aku sudah belajar silat, tapi levelku sangat jauh dari Judhy. Diibaratkan angka satu sampai seratus, maka Judhy berada di angka sembilan puluh, sedangkan aku di angka sepuluh."

"Kau terlalu membandingkan dirimu dengannya, Rin. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing."

"Kalau begitu sebutkan, apa kekurangan Judhy?"

Renov terdiam. Berpikir. Lima detik, dia menggigit bibir. Sempurna memang pantas disematkan pada Judhy bagi siapa pun yang tidak mengetahui dunianya.

Namun, bukankah Arin jauh lebih tahu dunia sahabatnya itu jika dibandingkan yang lain? Lantas kenapa dia menganggap Judhy sempurna?

"Uhm ... dia memiliki kekurangan dalam mengendalikan emosi." Renov akhirnya menemukan sesuatu yang bisa dia utarakan. "Sedangkan kau ... kau pandai mengelola emosimu."

"Emosi?"

Renov manggut. "Ya, emosi. Judhy terlihat dingin tak tersentuh, tapi sekalinya meluapkan amarah, bahkan dia bisa mematahkan tangan orang. Tidak peduli kalau pun itu senior. Itu sangat mengerikan. Mungkin kau melihatnya biasa saja, tapi sebenarnya itu bisa berakibat fatal pada kehidupannya. Dan karena Judhy mendengarkanmu, secara tidak langsung kau sudah menyelamatkannya."

After Rain Season 2 (End) LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang