Nightmare's call 9&10

211 11 0
                                    

Chapter 9: How we used to Love Them

Wanita itu semakin menghampiri saya dan walaupun saya berusaha sekerasnya untuk cuba melarikan diri saya masih gagal. Berhempas pulas saya cuba menarik kaki saya untuk mendaki anak tangga namun masih payah. Wanita itu berdiri di hadapan saya dengan renungan matanya yang tajam. Sisa sisa airmatanya masih berbaki di pipinya. Dia mendengus. Nafasnya turun naik sambil merenung ke arah saya. Perlahan tangannya menghampiri saya dan dia mencekik leher saya.
"You shoul die. You are the one that should've die!"jeritnya. Dia menguatkan cengakamam tangannya ke arah saya. Saya mengeleng.
"Why did you hate me so much.. i dont know anything. What have i done untill you hate me so much."kata Saya perlahan.
"Youre nasty human being who capable of doing anything and move anywhere you want. But i will kill you today just like i kill your parents!"jerit wanita itu penuh dengan rasa benci dan dendam yang saya sendiri juga tidak tahu sebabnya.
"Please.. please.."saya menutup mata. Tangannya semakin kuat mencengkam leher saya.
"Die!!"jeritnya. Saya cuba menepis tangan wanita itu. Saya cuba menolaknya namun dia sangat payah untuk ditewaskan. Dia mempunyai tenaga yang begitu kuat.semakin lama saya terasa diri semakin lemah. And i think that maybe its was the time that i would die.
"Mom!" Suara itu membuat wanita itu melepaskan saya dengan pantas. Saya menarik nafas sepuas hati dan menoleh ke arah Chadler. Dia memandang ke arah saya dan kemudian kepada ibunya.
"Stop it mom. You know its not her faults. "Kata Chadler kepada wanita itu. Dia menghampiri saya dan memeluk saya. Saya hanya diam dan waktu itu saya badan Chadler sangat sejuk seperti ais batu. Ketika dia memeluk saya terasa seperti saya diselubungi dengan air dingin salji di antartika.
"I hate her. I hate her mother. I hate her. Its all happen because of her." Jerit wanita itu lagi. Chadler hanya diam.
"She doesnt know anything mom. Please forgive her. You know about it too." Jawab chadler. Wanita itu berpaling dan masuk ke ruangan dapur tanpa menoleh lagi.
"Go back to the room. "Kata Chadler. Saya mengeleng.
"Im scared. I want to go back home." Saya mengeleng dan hanya mampu menangis. Entah mengapa kini saya seperti rasa menyesal datang ke tempat itu. Ia seperti memasuki sesuatu kawasan asing dan banyak perkara pelik yang berlaku kepada diri kita tanpa mengetahui apa sebabnya.
"Please. Dont be scared. I am here. You cannot go back yet. There is so many things we need to do." Kata chadler. Saya meleraikan peluknnya dan naik ke bilik atas. Saya menutup pintu bilik dan mendiamkan diri di atas katil. Saya menarik selimut dan duduk termenung sambil memeluk selimut itu.
Chadler muncul di dalam bilik tanpa perlu membuka pintu. Dia hanya muncul dan saya hanya memandang ke arahnya tanpa berkedip. Dia tersenyum.
"Did you see what is the different about me and yourself.?"tanyanya. Saya hanya mengangkuk.
"Arent you scared of me?when you find out about it?"
"No. A little scared but more to question.. i really want to ask you a lots of question."
"I know. Its will never gone. You maybe had forgot about it a little but its will never gone. "
"Because we had love each other so much before.. and i hope you will help me to make me remember about how i used to love you before." Jawab saya. Chadler memeluk saya.
"Thats why i've been calling for you. And now youre here. With me. Its will come to us now. The feeling and the memories. Its will come."jawab chadler lagi.
Malam itu, seperti biasa chadler sudah terlelap lebih awal daripada saya. Saya menoleh ke arahnya dan hanya memerhatikan wajah itu yang sedang terlena tidur. Dia tidur seperti kanak kanak kecil. Hembusan nafasnya kedengaran dan saya mendekatkan diri kepadanya. Saya ingin mendengar bunyi degupan jantung daripada chadler lagi. Semakin rapat dengannya semakin kuat bunyi degupan jantung itu. Saya menarik tangan chadler dan memeluknya. Rasa begitu tenang sekali. Sehingga saya terlelap.
Wajah kanak kanak perempuan itu muncul lagi. Dia menuruni anak tangga dan terus berlari ke arah ruang dapur. Dia memerhatikan wanita itu sedang sibuk menyediakan makanan. Kanak kanak itu mendekati wanita itu dan dia memerhatikan wanita itu menyediakan jus daripada buah buahan. Wanita itu memandang keluar tingkap dihadapan singki dengan tajam. Kanak kanak itu juga menoleh ke luar tingkap. Seorang lelaki dan seorang wanita sedang duduk dan beramah mesra . Sepertinya wanita itu amat benci dengan keadaan itu. Pisau yang memotong buah buahan itu dihentak hentaknya dan dibuangnya ke dalam singki.
"Auntie are you okay?" Tanya kanak kanak itu. Wanita itu menoleh kepadanya.
"Thats your parents. Go and talk to them. Dont talk to me." Kata wanita itu. Kanak kanak itu hanya diam.
"Can i have some Juice please." Kanak kanak itu mengacu tangannya kearah jus didalam Jug yang sudah siap dibuat oleh wanita itu. Wanita itu tersenyum.
"I will make something nice for you. And give it to your parents too. Okay?"kata wanita itu sambil tersenyum penuh makna.
"What did you always make a nice food?i like to eat your food.."tanya kanak kanak itu lagi. Wanita itu hanya tersenyum.
"Because i love to cook and make something nice for the people i love. With this hand of mine.. its gifted to make a nice food." Jawab wanita itu lagi. Kanak kanak itu hanya tersenyum.
"Do you have any secret to make your food tastwd more nice." Tanya kanak kanak itu lagi. Wanita itu tertawa.
"Yes i did. Look." Wanita itu mengeluarkan sesuatu dari laci dan menuangkannya sedikit di dalam jug yang berisi jus buah itu.
"Was is that?"
"Its a seed of love.everytime i poured this tothe dishes that i make, its would bring my loves one more closer to me."jawab wanita itu. Kanak kanak itu tersenyum dan mengangkuk sahaja.
Saya membuka mata saya perlahan. Dan saya menoleh kiri dan kanan. Rupanya saya bermimpi lagi. Namun ia bukan seperti mimpi, ia seperti satu ulang tayang yang berlaku di dalam hidup saya sebelum ini. Saya menoleh pula ke arah chadler yang masih lena tidur. Saya hanya mampu tersenyum. Chadler mengengam erat jemari saya erat . Dan Saya berbaring semula dan membungkamkan kepala saya di dada Chadler.
"Cannot sleep?" Suara chadler tiba tiba kedengaran.saya hanya diam. Dia memeluk saya erat.
"Im having a dream." Jawab saya.
"What dream?your nightmare will not come to you when youre next to me." Kata chadler.
"Its not a nightmare.. its just a rewind memory that make me remember about the people that i used to loved." Jawab saya. Chadler mengeratkan pelukannya kepada saya.
"You will remember about it.. you will." Kata chadler lagi. Saya memeluk dia erat. Rasa begitu selamat berada di dalam pelukannya ketika itu.
To be continued..






🚏⭕ || Kisah Si Makhluk Where stories live. Discover now