***********Sorry For Typo*********Eunwoo memutar-mutar kursinya, seakan ia sedang bermain komedi putar, entah apa yang sedang dilakukannya yang benar-benar tak ada pekerjaan sedikitpun.
Pagi tadi bocah ini baru pulang dan langsung menaiki kursi kesayangannya, dan berputar-putar bak anak 5 tahun, atau sesungguhnya ia sedang mengenang masa kanak-kanaknya yang dulu dijahili sang ayah.
Ingat saat umur 5 tahun ia ingin naik komedi putar yang ada didalam tv, Jisung malah membelikan kursi ini dan mengikat tubuunya dikursi lalu Boyoung memutarnya, saat itu ia memang tertawa~ tawa yang sangat bahagia, dan sekarang ia melakukannya lagi.
"Kau sehat?" Eunwoo mendongakkan kepalanya, Boyoung tepat ada diatasnya lalu mengerucutkan bibirnya lucu.
"Kau ini kenapa? Semakin hari semakin aneh. Kurang minum obat? Kelebihan obat? Overdosis jangan-jangan, atau kau butuh sianida?" Celoteh sang ibu sambil meletakkan nampan berisi segelas susu dan nasi goreng, pesanan sang anak.
Ia kadang bingung, darimana datangnya keanehan plus keunikan sang anak ini, nasi goreng masa minumnya susu? Ada-ada saja.
"Karna nasi goreng pedas, harus dikasih yang manis-manis, walau aku tahu bahwa aku sudah sangat manis." Sahut Eunwoo ketika ditanyai, dan Boyoung memilih iya-kan saja, kalo pun berdebat ia sendiri yanga akan pusing.
"Eomma~" giliran Boyoung yang mengerucutkan bibirmya, nih anak dikasih hati minta jantung?
Nih emak-emak gak inget sama anak sendiri masa begitu?
"Apa lagi? Kau bilang tinggal tebar pesona keluarga Suzy akan setuju agar gadis itu kuliah lagi." Ujar Boyoung bersabar, Eunwoo malah memutar kursinya.
"Aku yang tak rela sekarang!!" Teriaknya hilang akal, Boyoung melotot dengan tingkah sang anak,
"Sayang, kamu benar-benar kelebihan obat?" Pekik Boyoung menghentikan kursinya, menarik wajah Eunwoo lalu menjitaknya sekeras mungkin.
"Eomma,"
"Jangan merengek dan ceritakan saja!" Dengusnya, Eunwoo menggela nafas lalu menunjukkan brosur ditangannya.
"Milano? Itali? Kau mau kuliah disini?" Pekik Boyoung
"Bukan aku. Tapi Suzy. Aduuuuhhh eomma kenapa jadi aku yang tak rela begini?" Keluhnya lalu menarik kedua kakinya dan dipeluknya erat, Boyoung terkekeh geli melihat anaknya.
"Sudah dapat restu dari camer, tidak boleh kamu melepas tanggung jawab begitu." Ujar Boyoung membuat bocah itu mengerutkan keningnya
"Maksud eomma?"
"Sayang, anggap saja cinta kalian sedang di uji. Kalian hanya perlu tiang kepercayaan, kau semakin dewasa dan harus semakin banyak belajar. Selain pelajaran, kau juga harus belajar tentang kehidupan terutama cinta." Jelas Boyoung mengusap kepala sang anak
"Yah~~ jadi aku harus ikhlas yah?"
"Tentu. Kamu akan mendapatkan hasil memuaskan dengan tingkat kesabaranmu." Boyoung tersenyum menatap Eunwoo, bocah itu nampak berpikir memandang sekali lagi brosur ditangan Boyoung.
"Ya~ anggap saja kami sedang menabung rindu." Gumamnya tersenyum
"Kalo gitu habiskan makanmu bocah, dan cepat tidur. Kau harus mengurus beberapa berkas disekolahmu sebelum masuk universitas." Ucap Boyoung mendorong dahi sang anak lalu pergi.
Brak
"Eomma! Pintuku bisa rusak." Pekiknya, kapan sih Sang ibu membuatnya tak darah tinggi?
Gak kebalik Woo?
*
*
*
TBC^^