**********Sorry For Typo*********
Krrrriiingggg
"Halo bersama Jiyeon dengan kamar no. 38 disini." Wanita mengangkat telepon dikamarnya, lalu mengernyitkan dahi tatkala tak ada suara seorang pun
"Halo~" sapanya lagi lalu mendengus
"Kalo tak mau bicara aku tutup." Ancamnya
"Nona!" Pekikan tersebut membuat kepala Jiyeon berdenyut, siapa gerangan yang memanggilnya nona? Sepertinya ini bahasa korea.
"Jiyeon nona kau kah itu?" Tanya dari sebrang membuat Jiyeon mengangguk sambil berkacak pinggang
"Hey bocah! Kenapa tak bicara dari tadi? Kau pikir kau itu siapa hah? Menelpon jam segini? Kau tahu aku ini sedang sibuk? Kau sekarang menjadi penggemarku yah hah?" Teriak Jiyeon marah-marah
"Jiyeon kau kenapa?" Suzy muncul dengan wajah segar, memakai piyama panjang dengan rambut digulung handuk, dahinya mengernyit heran karna sahabatnya ini marah-marah ditelpon
"Ini Zy, bocah ingusanmu. Huh~ menyebalkan sekali. Kenapa dia orang korea yang pertama menelpon juga? Atau jangan-jangan pria itu lupa lagi." Dengus Jiyeon, Suzy hanya bisa geleng-geleng kepala mengambil telpon dari tangan sahabatnya.
"Hai~" sapanya lembut
"Yeobo! Kau kah itu?" Pekikan bahagia dari sebrang membuat Suzy terkekeh geli, dengan wajah meronanya
"Apa-apaan kau? Memangnya siapa yang menjadi istrimu?" Pura-pura marah untuk menutupi kegugupannya
"Eyyyy~~ tentu saja kau istriku. Kau lupa berapa banyak tanda yang ku beri dulu?" Wajah Suzy semakin merona, jantungnya berdetak cepat mengingat hal diluar nalar itu terjadi
"Jangan bahas itu. Memalukan." Desisnya
"Benarkah? Tapi.... aku menginginkannya lagi? Berdua denganmu didalam kamar dan diatas ranjang, kau tak berfikir bahwa aku hanyalah bocah ingusankan? Kau bisa mendapatkan bayi dariku." Gelak tawa terdengar, Eunwoo benar-benar kelewat mesum, ia jadi penasaran darimana bocah yang dulu polos ini belajar.
"Apa tak ada pembahasan lain eoh? Kalo hanya masalah bayi yang kau pikirkan aku tutup." Suzy tak benar-benar mengatakannya, karna hati kecilnya juga mengatakan bahwa ia rindu, sangat rindu.
"Aku merindukanmu. Aku sangat sangat sangat merindukanmu. Tapi aku tak tahu harus bagaimana. Aku tak mungkin pergi dengan sekumpulan tugas yang ku miliki, begitupula dirimu. Apa yang mesti ku lakukan? Jika aku hanya mengatakan kelembutan maka hatiku semakin rindu. Aku ingin memelukmu dan tak ingin kau jauh dariku. Aku hampir menangis setiap kali aku merindukanmu. Hah~~ kata eomma ini memalukan, tapi aku hanya merindukanmu, Bae Suzy. You are my everything." Bisik Eunwoo, Suzy membungkam mulutnya. Ia tak ingin pria itu mendengar isak tangis kerinduannya.
"Aku juga, aku juga sangat merindukanmu Cha Eunwoo." Lirihnya menatap keluar jendela lalu semuanya hening, membiarkan pulsa sampai habis pun rela.
*
*
*
TBC^^