***********Sorry For Typo**********Eunwoo menatap layar ponselnya lalu mendesah, menyandarkan tubuhnya pada kursi. Ia barusaja selesai mengerjakan tugas kuliahnya, dan sekarang ia sedang dilanda rindu, rindu itu berat.
"Woonie-ya!" Suara Boyoung menggema, laki-laki itu membuka matanya
"Kau tidak tidurkan sayang? Waktunya makan malam nak." Panggil Boyoung mengetuk pintu kamarnya
"Aku segera keluar." Sahutnya menghela nafas, lalu mengerucutkan bibirnya sambip menatap walpaper ponselnya.
"Kau sungguh membuatku merindu. Setidaknya kalo sibuk balas pesanku sayang," rengek Eunwoo lalu bangkir dari duduknya, tepat ketika ia menutup pintu layar ponselnya menyala.
Message
Bae Suzy*
*"Jinjin bilang kau sedang sakit? Wajahmu lesu sepanjang hari ini, kenapa eoh? Memiliki anak satu kok repot banget, kalo rindu itu yah ditelpon jangan memasang wajah mulas begitu, eomma jadi ingin memuntahi wajahmu," gerutu Boyoung membuat wajah Eunwoo semakin menunduk, melahap makanannya dengan kesal. Jisung yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala, ibu dan anak ini bisa disebut misuh bebuyutan seumur hidup. Ia juga bingung kenapa ibu dan anak lebih terlihat seperti musuh, sejak dulu selalu begitu.
"Aku akan ke itali kalo Suzy tidak membalas pesanku." Tegasnya, Jisung dan Boyoung menatapnya
"Pokoknya..."
Tak
"Kau pikir biaya kesana murah? Kerja setelah itu kau boleh susul dia." Ujar Boyoung,
"Huaaaaaa....." laki-laki itu malah nangis dengan keras
"Ya Tuhan.. Cha Eunwoo bahkan umurmu sudah hampir seperempat abad, berhenti merengek dan menangis begitu. Ahboji akan memutuskan hubungan kalian, meminta Suzy mencari pria lain yang lebih dewasa." Ujar Jisung membuat Eunwoo bungkam, Boyoung cekikikan dan memeletkan lidahnya mengejek sang putra.
"Jahat. Ahboji tidak tahu rasanya rindu, rindu itu berat." Ketus Eunwoo menekuk wajahnya, ia menghela nafas lalu pergi meninggalkan kedua orangtuanya. Mood nya benar-benar buruk karna calon istrinya tak ada kabar sehari semalam.
*
*
*
TBC^^