[S2] ⚫ MOBILE LEGEND - FANFICTION

EPISODE 16 - TRAGEDY

"Semua persiapanku sudah siap." ujar Hanzo seraya mengenakan senjata besarnya itu. "Saatnya beraksi."

Hanzo berjalan di lorong bawah tanah, melangkahkan kakinya di atas genangan air kotor. Air apa itu? Air comberan. "Tunggu," tiba-tiba Hanzo mendapat ide. "Sebelum aku pergi menyerang rumah Hattori, aku akan.. bermain-main dengan wanita itu."

Wanita..
Apa Hanzo mempunyai rencana lain selain menyerang keluarga Hayabusha dan merebut tahtanya? Well, tidak ada yang tahu.

_____________________________________
.

.
MOBILE LEGEND FANFICTION [S2]
"Tragedy"
.

.

©Wibukun
_____________________________________

--Di Rumah Sakit--
"Terimakasih sudah mau datang, Haya." ucap Kagura penuh senyuman.

Dengan rambutnya yang sudah berubah warna, Kagura terlihat sangat berbeda di mata Hayabusha. Namun, keindahan dari wajah serta pesonanya tidak pernah berubah. Hayabusha tahu kalau dirinya tengah melihat sosok Kagura yang masih sama seperti dulu.

"Setelah aku melihat pesanmu, aku sangat khawatir. Makanya aku langsung kesini." jawab Hayabusha, menarik kursi dan duduk di sebelah tempat tidur pasien tersebut.

"Hihi~" Kagura hanya terkikik.

"Kenapa ketawa?"

"Tidak, aku cuma berpikir betapa beruntungnya aku memiliki pacar sepertimu, Haya." Kagura membalasnya dengan sebuah tatapan yang hangat.

Hayabusha langsung merona mendengarnya, tapi ia juga senang kalau mendengar itu secara langsung dari kekasihnya. "S—Sudahlah, kita 'kan sudah lama berpacaran. Dan sudah jadi kewajibanku untuk selalu ada di sampingmu."

"Kamu yakin?" Kagura bertanya. Pertanyaan yang ia lontarkan begitu serius.

Hayabusha diam beberapa detik, mencoba mencari jawabannya terlebih dahulu. Kenapa Hayabusha berpikir ketika ditanya seperti itu? Apa ia mulai tidak yakin?

"Aku.." pada akhirnya ia pun menjawab. "Aku tahu kalau kita sudah mempunyai jarak yang terbilang jauh. Apa kamu menyesal dengan kepindahanku, Kagura?"

Hayabusha berusaha meyakinkan Kagura. Ia juga harus menyampaikan sesuatu yang memang harus disampaikan kepadanya. "Menyesal? Bukankah kamu sudah bilang dari dulu, setelah lulus sekolah—kamu akan kembali ke rumah orangtuamu. Dan aku sudah siap akan hal itu."