Suara telepon berdering~
Dan seorang wanita mengangkatnya. Ia menekan tombolnya dan menjawab panggilan tersebut.
"Halo, tumben sekali kakek meneleponku. Ada apa?" ucapnya."KAU HARUS PULANG, LESLEY! KITA SEDANG DALAM MASALAH BESAR!"
Menyapa dengan sopan dan bernada lembut, justru Lesley malah dibalas oleh kakeknya yang berteriak. Dengan cepat, Lesley menutup dan menjauhkan telepon tersebut dari telinganya. Sial, teriakan kakeknya benar-benar membuat gendang telinganya terasa pecah.
"Hey, bisakah kau pelankan suaramu? Ayo, ceritakan dengan perlahan apa yang terjadi, Pak Tua." kata Lesley mencoba 'tuk menenangkan.
Beberapa detik kakeknya terdiam, lalu ia menjawab.. "Kau pasti sudah tahu kalau Keluarga Vance memiliki pegangan, iya 'kan?"
"Sebuah senapan yang diberkati kekuatan para Dewa, aku tahu itu. Tak terkecuali senapan yang kumiliki." Lesley berkata sambil mengingat-ingat.
"Tepat, dan kau pasti juga tahu bahwa senapan-senapan legendaris itu tidak boleh digunakan oleh siapapun—Bahkan oleh keluarga Vance sendiri."
"Lalu, apa masalahnya?" tanya Lesley kemudian.
Kakek bernama Kardel mulai menarik nafas dalam-dalam, sehingga Lesley bisa mendengarnya. Kemudian, "SEMUA SENAPAN LEGENDARIS VANCE HILANG!" si Kakek berteriak kembali dengan suaranya yang lantang nan keras.
Responnya berbeda dengan yang sebelumnya, Lesley tak menjauhi telepon ataupun menutupi sebelah telinganya. Ia.. melebarkan mata dan kaget, apa tadi ia tidak salah dengar bahwa pegangan Vane hilang? Semuanya? Ya, serasa tidak percaya kalau senapan legendaris itu ada yang mencurinya.
Walau di dalam Istana Vance hanya beberapa orang saja—Tapi tidak menutup kemungkinan apabila senapan-senapan itu hilang. Maksudku, banyak sekali Maid / Pelayan yang bekerja dan tinggal disana, tapi.. bagaimana bisa? Senapan yang biasa disebut pegangan itu sudah disimpan ditempat yang aman dan bahkan di segel! Lalu.. kenapa bisa hilang begitu saja?
"Jangan.. bercanda!" teriak Lesley tak terima ucapan kakeknya. "Semua pegangan itu.. merupakan warisan dari Ayahk—"
"Tenanglah, dasar Puteri bodoh!" seru Kardel.
Seketika, Lesley pun kembali tenang. Tentu saja ia masih tak menerima situasi yang dibicarakan Kardel. Lesley hanya bisa menggigit bibirnya sendiri seraya kesal.
"Cobalah pikirkan kembali, aku tidak mau mengganggu pelatihanmu di sana. Kau yang tinggal di Amerika tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan itu. Kau harus bisa menyusulku dan menjadi Sniper King selanjutnya, Lesley." ucap Kardel menenangkan.
"Tapi... Kau bilang sendiri kalau aku harus pulang. Dan, tentu saja aku akan pulang—tidak mungkin aku membiarkan pegangan Vance hilang begitu saja!"
"Ya, aku butuh bantuanmu. Oleh karena itu, aku mau kau bisa mendapatkan semua pegangan Vance kembali."
"Tentu saja!" timpal Lesley keras. "Sebelum menindak kasus ini lebih lanjut, aku akan menanyakan banyak hal kepada Maid disana. Beritahu mereka bahwa aku akan datang secepatnya, Pak Tua!"
"Ya. Aku menunggu kepulanganmu, Puteri." Kardel pun mengakhiri teleponnya.
Lesley tak menyangka kalau semua ini bisa terjadi—yang dimana semua warisan Ayahnya hilang. Besar kemungkinan kalau pegangan tersebut pasti di curi, itulah yang Lesley kira. Lesley tak bisa menerima ini, dan situasi ini harus di tindak lebih lanjut agar mengetahui siapa pelakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[S2] ⚫ MOBILE LEGEND - FANFICTION
Fanfic[SELESAI REVISI] - MLFF S2 adalah cerita penuh drama dengan sentuhan "Action" dan "Lemon". WARNING : CERITA INI KHUSUS UNTUK 18+