Layla, ialah gadis—tidak, wanita yang memiliki rambut pirang dengan gaya twintail. Ia adalah orang yang enggan untuk mencoba hal baru. Setidaknya, ia sudah pernah merubah warna rambutnya. Hal itu tidak lain hanya untuk mendorong rasa semangat. Tapi entah mengapa.. saat ini ia lebih memilih rambut pirangnya.
Saat masih kecil,
Layla mempunyai rambut yang sangat panjang tanpa ikat rambut. Setidaknya sebelum ia bertemu dengan seorang anak bernama Zilong.Ditambah, perawakan tubuh Layla terlihat kecil meski sudah menginjak di usia 10 tahun. Dan disaat itu pula ia bertemu dengannya......
-- Flashback --
"Kenapa kamu tidak bermain bersama mereka?" Zilong bertanya, menghampiri Layla yang sedang duduk menyendiri di ayunan."Kamu juga tidak bermain dengan mereka. Sudah sana pergi.. jangan ganggu aku." jawab Layla sedikit sombong.
"Oh, begitu. Yasudah, aku pergi ya. Dah~" secara singkat, Zilong pun meninggalkannya.
Itu adalah pertemuan pertama mereka, dimana pertemuan pertama Zilong juga dengan gadis yang sepantaran. Bukan karena apa, walaupun sifat pendiamnya sudah ada sejak kecil—disisi lain Zilong sendiri mempunyai rasa kepedulian yang cukup tinggi.
"Dia selalu sendirian. Padahal aku juga sering sendiri dan gak punya teman kecuali Fanny. Jadi.. suatu hari nanti, aku akan mengajaknya bermain." kata Zilong dalam hati, berlari ke arah jalan pulang.
Musim dingin,
Seperti biasa malam hari pasti sangat dingin. Maka dari itu Zilong dan Fanny segera menyiapkan kayu bakar di perapian."Aku tidak suka bau cerobong asap ini. Apa kamu menyukainya, Zilong?" sang kakak bertanya sambil terus memasukkan kayu tersebut ke dalam perapian.
"Semua orang pasti gak suka bau asap yang berwarna hitam." jawab Zilong datar.
Seperti yang kalian tahu, Zilong dan Fanny adalah sepasang saudara yang usianya hanya berbeda tiga tahun. Karena perbedaan umur yang tidak jauh.. tapi entah kenapa perawakan Fanny terlihat lebih dewasa walaupun pikirannya masih bocah.
Setelah tiga menit menyiapkan perapian, akhirnya suasana ruangan menjadi hangat. Kini waktunya melakukan hal seperti biasa—di jam segini Fanny selalu menunjukkan Buku Bergambar kepada Zilong.
"Kenapa kamu menyukai buku ini?" Zilong bertanya.
"Tentu saja aku suka, karena dibuku ini ada pangeranku!" si Fanny menjawab dengan asal. "Lihat! Itu pangeranku!"
Fanny menunjuk seorang pahlawan yang ada di buku gambar. Pahlawan itu dianggap pangeran oleh Fanny. Tapi Zilong sama sekali tidak peduli, secara ia cuma melihat seorang laki-laki memegang dua pedang dan juga...
"Namanya Levi Ackerman, uucchh~ aku sangat menyukainya disaat ia memainkan steel cable beserta manuver khusus untuk mengalahkan Titan!" lanjut Fanny memberitahu.
"Membosankan," tiba-tiba Zilong berdiri seraya mengenakan mantel tebalnya. "Lebih baik aku pergi keluar daripada mendengarkan cerita konyolmu."
"...Keluar? Gak boleh, Zilong! Ayah dan Ibu masih belum pulang, dan diluar sangat dingin." Fanny berusaha menahan.
"Ah, aku masih punya sisa uang jajanku. Bagaimana kalau kubelikan cokelat untukmu?"
Fanny seketika terdiam dengan rona merah yang muncul di pipinya. "K—Kalau begitu.. belikan aku cokelat dan cepatlah pulang, ya! Karena aku takut sendirian."
Benar, Zilong tidak boleh berlama-lama diluar, secara kedua orangtua mereka belum pulang bekerja. Namun, melihat dirinya yang hanya anak kecil berusia 10 tahun—ia tahu kalau keluar malam-malam itu agak nyeleneh. Tapi jika mendengar bahwa Fanny takut sendirian dirumah, ia pun meledeknya..
KAMU SEDANG MEMBACA
[S2] ⚫ MOBILE LEGEND - FANFICTION
Fanfiction[SELESAI REVISI] - MLFF S2 adalah cerita penuh drama dengan sentuhan "Action" dan "Lemon". WARNING : CERITA INI KHUSUS UNTUK 18+