EPISODE 100 - THE FIRE OF SILENCE

1.4K 30 28
                                    

Saat itulah aku mendapatkan pelajaran paling penting dalam hidupku: Satu orang bisa membuat perubahan.
.
.

Dua hari, yang sudah dilaluinya, berbaring melawan diri sendiri—berjuang antara hidup dan mati dengan kondisi yang tragis dan mengenaskan. Kasur putih nan tipis itu masih ternoda dengan banyaknya darah. Perutnya berlubang, dan hampir semua jeroannya berhamburan. Kondisi seperti itu, bagaikan keajaiban bahwa dirinya masih bisa bernafas, bahkan para dokter pun tak bisa berbuat apa-apa lagi selain menunggunya.. mati.

Estes, merupakan dokter yang tadinya bekerja di kilinik—dengan keterampilannya yang semakin handal di bidang kedokteran, maka ia pun mulai di akui dan ditugaskan di salah satu Rumah Sakit terbesar di kota. Dokter ini baru bekerja satu bulan yang lalu dan harus menerima pasien yang kondisinya sangat mengenaskan.

Nama pasien tersebut adalah Zilong.

"Dr. Rafaela." ucap Estes memanggilnya, melihat sosok wanita itu baru saja tiba. "Maaf, aku baru bisa memberimu kabar soal ini."

Sungguh kejadian yang tak terduga bahwa Rafaela melihat puteranya sendiri terbaring tak berdaya, dengan selimut tipis yang menutupi badan anaknya—Rafaela menangis. Tanpa membalas perkataan Estes, ia berjalan mendekat pada puteranya dan membuka selimut tersebut. Terdapat lubang seukuran kepalan manusia, bahkan lebih besar. Rafaela shock, sedih, dan tak percaya akan kejadian yang telah menimpa puteranya.

"Dia masih bernapas." kata Estes. "Aku dan dokter lainnya tidak bisa apa-apa lagi selain menunggu anakmu.. meninggal."

Entah yang diucapkannya benar apa tidak, yang jelas Estes sangat berat 'tuk mengatakan perkataan itu pada Rafaela.

"Siapa yang mengantar anakku?" akhirnya Rafaela bertanya. "Apa polisi yang membawanya kesini?"

Nada suaranya begitu dalam, Estes tahu kalau Rafaela masih menahan emosi dan kesedihannya. Ia tahu kalau Rafaela masih menangis dan berlinang air mata. Maka dari itu, Estes menjawab—"Seorang wanita dan satu pria yang membawanya."

"Kau tahu namanya? Karena aku tidak mau melihat anakku seperti ini lebih lama. Meski dia bernafas, bukan berarti dia akan hidup, Estes!" tangisan pun membanjiri wajahnya, tetesan air mata seorang Ibu bisa dirasakan di setiap sudut ruangan itu.

"Maaf, aku tidak tahu namanya. Mereka bilang mereka hanya teman dekatnya."

Beberapa detik Rafaela terdiam, ia menaruh tasnya, dan dengan cepat mengenakan pakaian dokternya. Rafaela tidak mau berdiam diri, maka dari itu ia langsung bertindak dan berusaha—berusaha membuat puteranya sembuh dan melepaskan rasa sakit yang sangat menderita.

"Bantu aku, Estes." ucap Rafaela menyuruh pria berambut putih itu. "Bantu aku menyelamatkan anakku!"

Meskipun tahu apa yang akan dilakukannya percuma, Estes tidak bisa tinggal diam, ia harus membantu Rafaela walaupun mustahil untuk menutup lubang tersebut. Berbagai macam cara sudah dipikirkan oleh Estes sebelumnya, lubang di perutnya tidak mungkin utuh kembali.

Isi perutnya berhamburan, ususnya pun keluar panjang dan berserakan. Estes sudah tidak bisa apa-apa lagi, begitu pula para dokter yang lainnya. Dan sekarang—Rafaela sedang berusaha merapikan jeroan anaknya, megembalikan isi perut itu kembali ke dalam dan harus teliti agar rapi. Ya, jika dibilang bisa, tapi untuk membuat Zilong tetap hidup itu mustahil.

[S2] ⚫ MOBILE LEGEND - FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang