"Ya, genggam pisau itu kuat-kuat dan lepaskan segala bebanmu, putri."
"Buang dosamu dan berikan padaku semuanya~"
Sosok hitam dengan mata kuning menyala berusaha menghasut dengan bisikan gelapnya. Hanabi yang memegang pisau mulai memasang senyum lebar namun kosong.
Terlihat jelas bahwa Hanabi telah hampa. Jiwanya sudah dikuasai oleh Raksesha, oleh karena itu ia mudah untuk dihasut.
"Ge..hehe." meski Hanabi tertawa, tetap saja itu tidak ada artinya.
Perlahan-lahan, Bola mata yang cantik itu seketika berubah menjadi putih. Pisau yang ia genggam dipegang erat-erat—tepat mengarah pada perutnya yang sedang mengandung sebuah janin.
"Ya, sebentar lagi kau akan mendapatkan kekuatan yang kau impikan. Menjadi Putri Raksesha yang pemberani dan selalu siap bertempur. Haus akan darah akan menyelimuti disetiap tubuhmu. Kau.. akan mempunyau aura yang lebih kejam dan gelap."
Raksesha memeluk Hanabi dari belakang. Membelai rambutnya dan mengelus pipinya.
"Sekarang, mari kita lepaskan semua rasa sakitmu, Hanabi." Ia mencengkeram telapak tangan Hanabi, dan......
Tangan yang menggenggam sebilah pisau itu pun langsung menancap di perutnya, seakan-akan pisau tersebut bergerak sendiri.
"AAARGHH!!" Hanabi berteriak, tentu saja. Walau begitu.. rasa sakit tetaplah ada, ia benar-benar merasakannya.
Sakit.. Sakit yang amat dalam.
Namun, rasa sakit itu lenyap dalam sekejap. Hanabi tanpa henti menusukkan perutnya dengan pisau yang ia genggam—terus-menerus. Ia berteriak dengan senyum yang sangat lebar.
Ditengah teriakan Hanabi yang begitu kencang, Hayabusha memperhatikan pemandangan yang kejam dari posisi ia berdiri di pintu masuk kuil. Dengan tatapan yang panik, kaget, dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Hentikkan.." ia berkata seraya air mata langsung berlinang, melewati wajah tampannya yang selalu ditutupi oleh masker.
________________________________ .
. MOBILE LEGEND FANFICTION [S2] "Dark Souls" .
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-- Di Waktu Yang Sama -- Zilong berbaring di kasur empuknya, bersama sang isteri tercinta, Freya. "Dia.. sudah tidur pulas." gumamnya seraya menatap menyamping.