[S2] ⚫ MOBILE LEGEND - FANFICTION

EPISODE 22 - REALIZE THAT I.. LOVE YOU

Mengingat masa lalunya bersama Hanabi benar-benar membuat hatinya sakit. Apakah Hayabusha akan kehilangan orang yang ia sayangi?

Hanabi sudah ia anggap seperti kakak baginya. Sudah sangat lama ia menjalin hubungan dengannya. Dan terlalu banyak kenangan yang tidak mungkin hilang begitu saja—hanya karena Hanabi.. mati.

Namun..
Apa yang ia lihat sekarang adalah mimpi buruk.
Apakah ini semacam hukuman?
Apakah ini karma?
Apakah selama ini Hayabusha telah melakukan kesalahan padanya?

Urat-urat di dahinya mulai muncul, Hayabusha menyeringai dan berteriak.. "HAANNZOO!!!" secepat angin—ia menerjang dengan Katana-nya.

Reflek, Hanzo pun mencabut pedang yang masih tertancap di perut Hanabi—Menghindari serangan Hayabusha. Yah, ia menghindar dengan sangat cepat hingga tak terlihat.

Hayabusha berpijak di samping Hanabi. Dia.. duduk bersandar di bawah pohon—tak bernafas. Membayangkannya saja sudah tak kuat.. pedang sebesar itu di cabut dengan mudahnya oleh Hanzo.

"Hanabi!" ia memegangi bahunya, mencoba untuk membangunkannya. Berharap kalau Hanabi benar-benar tidak mati.

Namun sayangnya..
Tubuh Hanabi terasa begitu lemas dengan perutnya yang di penuhi oleh darah. Wajah cantiknya pun tak terlihat karena di tutupi oleh rambutnya yang terurai panjang kebawah. Tapi Hayabusha dapat mengetahuinya—kalau wajah itu.. telah berubah menjadi putih pucat seperti orang mati.

"HAHAHAHA!" dari kejauhan, Hanzo tertawa lantang. "AKU SUDAH CUKUP PUAS SEKARANG!"

"HAAANZOOO!!!" dengan posisinya yang sedang mendekap Hanabi, Hayabusha berteriak kencang. Banyak tetesan air mata yang jatuh ke wajahnya.

Hayabusha merasakan emosinya yang keluar begitu cepat!

_____________________________________
.

.
MOBILE LEGEND FANFICTION [S2]
"Realize That I.. Love You"
.

.

©Wibukun
_____________________________________

Dia tidak pernah mengeluh bersamanya..

Dia tidak pernah menyesal bersamanya...

Namun..
Apa yang di lakukan Hanabi selalu tidak bisa membuat Hayabusha bahagia.. sedikit pun.

Sampai Hanabi berpikir..
"Apa aku harus bercinta dengannya? Jika memang cara itu bisa membuat Haya bahagia—Aku pasti akan melakukannya."