Di hari yang terbilang cerah, Alucard sedang mengantri di salon. Ia berencana akan merapikan sedikit rambutnya. Astaga.. jangan bilang dia akan dicukur botak!
Well, Alucard masih duduk dan menunggu, ia menunggu sambil menggali emas dihidungnya. Oh, apakah ia sudah mulai bosan?
Ditengah lamunannya. Ia pun teringat kalau dirinya yang datang ke salon sebenarnya bukan kemauannya sendiri, melainkan Miya pernah menyuruh Alucard untuk merapikan rambutnya yang pirang itu.
"Kurasa penampilanku tidak ada yang berubah dari dulu. Makanya Miya bawel terus soal rambutku." si Alucard sadar diri.
Dan akhirnya antrean pun semakin berkurang, tanda kalau sebentar lagi giliran Alucard. "Menyebalkan sekali, salon ini cuma punya dua karyawan sampai antreannya menjadi lama." lagi-lagi Alucard menggerutu.
"Tuan, giliran Anda, silahkan." tiba-tiba salah satu karyawan menyuruh Alucard segera duduk.
Oh, akhirnya~ Yups, tak perlu banyak bengong, Alucard pun langsung duduk dan si karyawan pun mulai menyemprot sedikit air di rambut pria pirang tersebut. Saatnya mencukur!
Sambil menunggu hasilnya, Alucard menatap cermin terus menerus, ia.. memikirkan sesuatu. (Sesuatu) yang sudah lama tidak ia lakukan lagi. Yaa.. ini berkaitan dengan Miya pastinya.
"Entah kenapa aku rindu sekali sensasi dimana penisku masuk ke lubang surga Miya kekasihku." dikhayalan ini, Alucard memasang ekspresi bodoh sambil cekikikan.
Tentu saja karyawan yang sedang mencukur rambutnya pun dapat melihat ekspresi tersebut, ia sampai mengira Alucard adalah orang gila atau apalah ngeliat senyum-senyum nakal sendirian.
"Ah, iya, Bang.. tolong jembut bagian atas gak usah dipotong, yak." kata Alucard kemudian.