18. Unfortunate

4.3K 461 5
                                    

Sasuke dan Itachi berjalan masuk ke kantor Akasuna Corporation.

Kantor cukup tenang. Hanya ada beberapa yang masih berada disana. Mungkin lembur.

Itachi dan Sasuke tidak memakai pakaian formal. Malahan terkesan santai, namun tetap sopan.

"Kau tampak tak senang. Apa yang menjadi beban pikiranmu?" tanya Itachi melirik Sasuke tajam. Ia merasa aura dan atmosfir dari Adik nya itu terasa suram.

Apalagi ia melihat bagian bawah mata Sasuke menghitam. Menandakan ia kurang tidur semalam. Dan sedari tadi dia nampak melamun, seolah memikirkan sesuatu.

"Tidak ada. Sudahlah, berhenti menginterogasi." jawab Sasuke kesal. Well, mood nya sedang buruk saat ini. Dan Itachi pun hanya diam. Menuruti perkataan adik nya itu.

"Permisi. Oh, Sai... Sasori ada?"

Itachi menatap Sai yang baru saja keluar dari ruangan asisten dengan tatapan terkejut.

"Ya, dia ada di dalam. Kalian bisa langsung masuk." jawab Sai dengan senyum palsu nya. Itachi dan Sasuke mengangguk.

"Sejak kapan kau kembali? Aku tak mendengar kabar dari Sasori." tanya Itachi. "Kemarin malam. Sayang sekali, aku tak bisa ikut bergabung di pesta alumnimu." jawab Sai masih dengan senyum palsu nya.

"Uhm well, santai saja. Baguslah kau sudah kembali. Kalau begitu, kami permisi." jawab Itachi cepat begitu melihat Sasuke yang dengan seenak jidat meninggalkan nya.

Sai hanya mengangguk dengan senyum palsu nya.

"Aish, kau ini tak sopan." omel Itachi saat berhasil menyusul Sasuke. "Aku tidak suka basa-basi. Itu membuang-buang waktu." jawab Sasuke datar. Itachi hanya bisa mendengus.

Karena ruangan asisten dekat dengan ruang direktur, mereka cepat sampai. Tanpa banyak bicara, Sasuke membuka pintu ruang direktur.

"Setidak nya ketuk dulu pintu nya, Uchiha-san."

Dia mengatakan itu tanpa menatap kearah mereka sedikit pun. Sasuke melihat sosok Akasuna itu tengah berkutat dengan laptop nya.

"Ah, maafkan Adikku. Dia memang begitu." jawab Itachi cepat. "Ck, bukannya Asisten nya sendiri menyuruh kita langsung masuk?" decak Sasuke kesal yang segera dihadiahi deathglare gratis dari Itachi.

Adik nya ini jika sedang bad mood, sangat menyebalkan. Dan itu berhasil membuat Sasuke diam. Kakak nya ini jika sedang serius bisa menjadi menyeramkan.

Sasori kini mendongak, menatap keduanya.

Sasuke dan Itachi mengedarkan pandangan nya. Dan mata mereka terkunci kearah sosok berambut soft pink yang tertidur di sofa dengan jas yang menutupi tubuh bagian atas nya.

"Dia..."

🌸🌸

"Hngg."

Sakura membuka matanya perlahan dan mengerang malas. Lantas, ia menguap pelan.

"Hm, jam berapa ini?"

Sakura mengulurkan tangan nya dan melihat. Pukul 7 malam. Ia tertidur selama 2 jam!

Sakura berbalik kearah kanan. Berniat mengubah posisi tidur nya yang tadinya terlentang, ke posisi meringkuk, menyamping. Dan ia dibuat terkejut begitu bertemu tatap dengan manik onyx yang menatap nya sangat tajam.

Sraaaak

"O- oh."

Karena pergerakan bangun nya mendadak, kepala nya terasa pusing.

Gadis bersurai soft pink itu mengerjapkan matanya sembari memijit pelipis nya pelan.

"Uchiha-san?"

Sakura berusaha bersikap setenang mungkin. Dengan senyum manis nan sopan, ia menyapa Uchiha bungsu itu.

Walau begitu, jantung nya berdegup kencang. Apalagi begitu melihat tatapan tajam sedingin es itu.

'Sial, sial, sial!! Bagaimana dia bisa ada disini?!'

Walau batin nya berteriak mengamuk, Sakura tetap tersenyum kalem.

Dia menoleh kearah Nii-chan nya dan Itachi yang kini memandangi nya. Satu ingatan menyentak Sakura.

'Jangan-jangan... klien Nii-chan itu... MEREKA?!'

Dewi Batin nya berteriak histeris. Senyum kalem Sakura nampak menegang. Astaga, apa yang harus dia lakukan sekarang?! Lagi pula, kenapa Nii-chan nya tak memberi tahu nya?!.

'Huwaaaaaa selamatkan akuuuuu!!!!'

🌸🌸

Holla minna-san!!!!

Khusus hari ini, saia buat nya cukup panjang. Mumpung ada ide.

Gimana? Cukup kah?

Semoga aja terus gini kesana nya, hehe

Well, keep support yaaa

Arigatou

.
.
.

Selasa, 14 Januari 2020

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang