95. Day-1 to Party

1.1K 166 26
                                    

Pagi seperti biasa...

Sasuke menjemput Sakura. Namun, yang membuatnya terkejut adalah keberadaan orang tua Sakura disana.

"Halo, wah, jadi ini pacar nya Cherry ya." sapa seorang wanita paruh baya, yang masih cantik di usia nya. "Selamat pagi, Paman dan Bibi." sapa Sasuke seraya membungkuk sopan.

"Ayo, bagaimana sarapan bersama? Cherry akan segera turun." ajak pria paruh baya yang tampan itu, dengan ramah. Sasuke merasa bahwa image keduanya memang charming. Karena keduanya cocok dengan image seperti itu.

"Ah, tentu. Terimakasih." mana mungkin ia menolak, bukan?

Pasangan itu sendiri sebenarnya terkejut melihat kehadiran Sasuke, orang yang mereka waspadai. Namun, mereka tetap santai dan bersikap biasa saja.

Bagaimanapun, saat ini mereka mempertahankan posisi sebagai orang tua Sakura, bukan pemimpin organisasi.

Sakura sendiri yang bangun kesiangan, segera bergegas turun untuk sarapan sebentar dan mengambil salad tomat untuk Sasuke nya. Tapi...

"Eh?? Sasuke-kun?"

Sakura sebisa mungkin nampak santai. Walaupun kejadian malam itu, bukan hal yang mudah terlupakan.

"Cherry, kemari. Kita sarapan bersama. Hari ini ujian terakhir kalian berdua. Hitung-hitung sebagai perayaan kecil hari terakhir kalian ujian." kata Ibu nya lembut. Sakura diam, sebelum kemudian melompat senang.

Memang, di meja makan dihidangkan berbagai macam sarapan enak dan... berkelas. Pasti Ibu nya yang memasak ini.

"Yey, terimakasih!" seru Sakura. Mereka pun duduk dan sarapan bersama. Sasuke sendiri awalnya berpikir orang tua Sakura tak akan berusaha mengajaknya mengobrol, karena ia duga mereka tahu tentang rahasia nya.

Namun siapa yang tahu, mereka akan mengajak nya mengobrol dan menanyakan segala hal tentang nya dan Sakura. Mereka nampak tak tahu adanya konflik tersembunyi antara dia dan Putri tersayang mereka.

Seusai sarapan, Sakura bergegas mengambil kotak bekal berisi salad tomat khusus untuk Sasuke. Dan segera berpamitan.

"Terimakasih sarapan nya, Ayah, Ibu! Cherry senang sekali!" kata Sakura riang. "Terimakasih, Paman dan Bibi." kata Sasuke yang mengikuti. "Hm~ santai saja! Hati-hati, ya anak-anak!" kata ibu nya Sakura riang.

"Oke!!!!"

Sakura menggandeng Sasuke keluar dari rumah.

"Hehe, seru kan?" cengir Sakura. "Hn, sangat." jawab Sasuke dengan senyum tipis nya. Walau begitu, Sakura bahkan dapat melihat wajah Sasuke yang berbinar dan nampak lega. Ah, syukurlah...

Namun....

Sakura menghela napas gusar. Semalam ia kesulitan tidur seusai menjalankan misi super berat itu. Iris emerald nya agak meredup. Sebelum sesaat kemudian bersinar terang.

Dengan EQ nya, ia kini mengerti kenapa Sasuke membiarkan bawahan nya dipukuli sementara dia tetap sehat dan aman! Ah, ia tak menyangka Pangeran Tomat nya ini sangat menggemaskan!

"Hey, Sasuke-kun! Aku akan berusaha untukmu!"

Eh?

Sasuke berbalik, menatap Sakura yang tersenyum tulus.

Ah, entah kenapa ia merasa perasaan aneh.

Antara senang dan... sedih?

🌸🌸

Hari itu, selesai ujian, Naruto heboh mengajak mereka bersenang-senang. Kebetulan, jeda 3 hari dari akhir ujian, pesta formal dan informal akan diadakan. Jadi, mereka bisa bersantai.

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang