78. Beautiful Scene and Bad Luck

1.7K 211 38
                                    

"Kau tahu apa yang dilakukan nya?" tanya Sakura dalam begitu melihat perubahan reaksi Ino yang drastis.

"Sakura-chan, apa dia menyakitimu?" tanya Hinata khawatir. "Hinata... kau tahu orang nya?" tanya Sakura tak percaya. "Ituu... aku..." Hinata jelas takut dan tak nyaman.

"Aku tahu orang itu, karena tak sengaja menguping pembicaraan nya. Namun, sebelumnya, orang itu tak sengaja mendengar percakapan kita tentang kriteria mu..."

Pantas! Pantas saja!

Tak heran Putra klien yang dewasa nan anggun itu akan berubah menjadi seperti orang brengsek! Ternyata ia salah memahaminya juga.

Seakan hancur oleh kenyataan, Sakura nyaris saja jatuh jika Hinata dan Ino tak memeganginya.

"Sudah berakhir, sudah berakhir... image... dan reputasi ku..." gumam nya kacau. Ia nampak linglung. "Hey, sebenarnya ada apa?" tanya Naruto yang juga tak kunjung mengerti. Sakura hanya diam. Namun, jelas ekspresi nya pucat.

"Kenapa kalian... tidak mengerti yang kumaksud?" tanya Sakura pada sahabatnya dengan tatapan kosong. "Tentang... kriteria itu?" tanya Tenten hati-hati. "Karena... kami pikir... seperti itu." jawab Ino seraya menyengir tanpa dosa.

Sakura diam.

"Sai, kau harus mau bertanding dengan ku. Sekarang juga!" cetus Sakura dalam. "Ha?" tanya Sai nampak terkejut dan tak percaya. "Kau tuli? Ayo bertanding!" jawab Sakura dengan sedikit bentakan. Sebelum Sai menjawab, ia sudah menyeret pemuda itu untuk pergi dari sana.

"Sebenarnya ada apa? Hei, kalian tahu sesuatu? Kenapa Sakura-chan bisa seperti itu?" tanya Naruto bertubi-tubi nan kepo. Para gadis masih diam. Sebelum Temari angkat bicara.

"Pasti orang itu sudah mengatakan tujuan nya." jawab Temari aneh. "Apa maksudmu?" tanya Gaara dingin. Ia mulai kesal karena Kakaknya ini terkesan bertele-tele. "Kuharap kau tidak mengamuk, eh." ledek Temari begitu bertemu pandang dengan tatapan kesal Gaara.

"Memang nya apa?" balas Gaara dingin namun juga penasaran. "Huft ya... mungkin dia seperti ini karena... orang itu sudah mengatakan tujuan nya untuk... melamar Sakura. Namun, entah apa yang terjadi." kata Temari sembari menghela napas halus.

"..."

"HUH?!"

🌸🌸

"ARGHHH!!!"

Buakkkk

"KENAPA? KENAPA? KENAPA?!"

Buakkk

"MENYEBALKAN!!!"

Buakkk

Srattt

Sai dipukul mundur oleh Sakura. Gadis itu nampak seperti sedang kesetanan.

"Hei, hei, hei... stop. Sebenarnya ada apa?" tanya Sai yang kelelahan. Sakura hanya menggeram kesal dan berlari meninju samsak begitu Sai mundur. Ia sangat sangat kesal.

Sai mengedipkan matanya. Dan ia kemudian mengalihkan pandangan nya saat mendengar seseorang membuka pintu ruangan itu. Dan dilihatnya ada Ino dan yang lainnya. Sekelompok itu nampak tercengang melihat kekacauan disana. Apalagi mereka melihat isi samsak yang kini hancur berhamburan setelah Sakura meninju nya.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Sai sambil beranjak dan duduk di tempat duduk. Mengambil sebotol air mineral, kemudian mulai meminumnya. "Mungkin... karena Putra klien itu... yang melamarnya." jawab Ino hati-hati. Membuat Sai tersedak.

"Uhukk, benarkah?" tanya nya. Mengejutkan. Sai yang kalem, akan seperti ini. Ino mengangguk. "Pantas saja. Hahaha, kupikir tak akan ada yang menyukai Iblis semacam dia" tawa nya seraya bergerak melepas rompi hitam yang dipakainya.

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang