72. Type

2K 233 44
                                    

"Dingin, pendiam, susah dijangkau, jahat dan kejam seperti Lucifer."

"..."

Semuanya menatap Sakura tak percaya. Standar macam apa itu?! Mengerikan!

"Kau yakin?" tanya Temari ragu-ragu. Sakura mengangguk yakin. Sangat yakin. "Yah, yang paling penting ia kuat dan ganas... sehingga mampu menyeimbangi dan memenuhi nafsu ku." sambung Sakura ambigu yang dengan cuek nya mengedikkan bahu nya.

Mereka melotot.

Sasuke sendiri awalnya terkejut. Namun, sedetik kemudian, dia biasa saja. Yang Sakura maksud mampu menyeimbangi dan memenuhi nafsu nya disini adalah dalam hal... bertarung dan membunuh.

Namun, sepertinya itu tak sampai ke otak mereka. Apalagi Naruto.

"Sialan Jidat, ternyata kau gadis yang mesum!!" seru Ino dengan pipi merona. Sepertinya ia membayangkan yang tidak-tidak. Jadi, tebakan Sasuke benar. Ini tak akan sampai...

"Ha? Apa maksdumu?" tanya Sakura terheran. Namun, sedetik kemudian ia tertawa karena mengerti apa yang mereka pikirkan. "Hahaha, kalian berpikiran kemana, sih? Justru kalian lah yang mesum." cetus Sakura geli.

"Kami tidak mesum!"

Sakura terkekeh, berusaha agar tawa nya tidak meledak dan menggelegar. "Well, terserah kalian saja. Jika begitu, aku permisi. Tubuh ku pegal dan capek sekali. Night~" pamit Sakura segera bergegas meninggalkan mereka.

🌸🌸

Sakura bangun pagi-pagi sekali. Ia kini tengah berlarian di sepanjang pesisir pantai. Dia kembali ke tempat dia dan Sasuke membunuh para pembunuh bayaran itu.

Dan bersih.

Well, mereka memang dapat diandalkan. Tak bersisa sedikitpun. Seolah tak ada sesuatu yang aneh disana.

Setelah cukup lama berlarian di sepanjang pesisir, Sakura memilih berhenti. Pantai mulai ramai oleh kehadiran para nelayan dan pengunjung.

Matahari kini sudah terbit dengan terang. Ia memilih kembali ke resort untuk membersihkan dirinya. Namun, begitu ia kembali ke resort, di lobi ia melihat orang-orang saling berbisik seraya memandangi layar televisi yang diletakkan diatas tembok tak jauh dari sana.

Itu adalah berita pagi ini.

Direktur agensi Q dinyatakan terancam karena teror setelah mendapat hadiah yang berisi kepala manusia yang telah dipenggal. Dia melapor kepada polisi dan meminta pelaku teror segera ditemukan untuk mendapatkan hukuman.

Sakura menyeringai kecil. Memang nya polisi dapat menangani nya? Tidak akan!

"Hei, Sakura!! Menyeramkan sekali bukan? Di Jepang juga ada yang mengalami nya, kan?" seru Ino seraya menyeret Sakura mendekat. "Dari mana kalian tahu?" tanya Sakura polos.

Berita itu hanya menyebar dikalangan bangsawan dan para pemilik perusahaan besar disana. Jadi, tidak diberitakan di televisi. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui nya.

"Benar!! Kenapa harus terjadi saat kita bersenang-senang sih? Menyebalkan!" cetus Temari. Sakura hanya terkekeh pelan. "Maaf, ya." kata nya tiba-tiba.

"Eh? Apa maksudmu?"

"Tidak ada, sudah yaa sampai bertemu nanti saat sarapan~" pamit Sakura segera bergegas. Ia ingin segera mandi lantas sarapan bersama semua sahabatnya.

🌸🌸

"Uh..."

Sakura berdecak kesal.

"Sudah kubilang, berhenti menggangguku!" ucap nya kesal. Pagi-pagi sekali ia sudah dihadang orang-orang ini. Ia cukup tenang karena sebelumnya mereka tak kembali mengganggunya. Tapi, sekarang?

"Nona, maafkan saya! Saya benar-benar salah!" kata Jungryuu membungkuk dalam-dalam. Diikuti semua teman-temannya. "Kami juga minta maaf, kami rela melakukan apapun untuk Nona!" jawab gadis cantik yang sebelumnya nampak memuja Sasuke.

Sakura menyeringai dingin.

"Baik. Kalau begitu, enyahlah." jawab Sakura datar. Ia kesal diganggu terus. Segera setelah menjawab begitu, ia bergegas melanjutkan langkah nya menuju kantin.

Begitu sampai, ia segera menghampiri dan duduk. Karena pelayan secara sengaja menyiapkan semuanya. Jadi, mereka hanya tinggal duduk dan makan.

"Halo halo.. cuaca nya bagus, kan?"

Mereka menoleh dan Sakura duduk disamping Gaara. Dengan cepat mengambil hidangan dan memakannya.

"Hm. Kau lama sekali." komentar Gaara. "Well ya, ada yang memohon." jawab Sakura singkat, ia mengambil sepotong stroberi dan menyuapkan nya pada Gaara. Gaara menerima nya. Tidak menyadari tatapan ganas seseorang di depan nya.

"Tugas ku sudah selesai kan? Ayo kita jalan-jalan! Ah, aku ingin sky diving!" seru Sakura menatap Sai riang. Sai mengangguk saja sebagai jawaban. "Yes! Panda-chan, aku yakin kau mahir sky diving! Ayo bekerja sama!" seru Sakura seraya tersenyum penuh kemenangan.

"Tentu." jawab Gaara kalem. Sakura tersenyum dan kembali fokus dengan sarapan nya. Entah sengaja atau tidak, ia mengabaikan Sasuke. Entahlah, Sakura rasa ia butuh beberapa saat untuk kembali bersikap normal pada Sasuke.

Argh, gara-gara para penjahat itu! Semuanya kacau dan hancur!

"Kalian akan ikut sky diving?" tanya Sakura pada sahabat-sahabat nya. "Tidak. Ngeri!" jawab Ino cepat yang diangguki mereka. Sakura cemberut namun tak mengatakan lebih jauh.

"Ngomong-ngomong, aku belum menyiapkan mobil. Sai, kau bisa mengurusnya?" tanya Sakura yang diangguki Sai. Sai beranjak terlebih dahulu.

"Akh, ini pasti menyenangkan. Setelah sky diving, kita akan berkeliling! Pemandangan nya indah!" kata Sakura pada para gadis yang disambut antusias. "Btw, kita perpanjang liburan kita, bagaimana?? Tak masalah kan?" kata Sakura seraya menyeringai licik.

"Setuju!"

"Tidak. Bagaimana dengan sekolah?" tolak Neji. "Ah ayolah, memang siapa yang bisa menentang kita?" cetus Ino malas. Memang, keluarga mereka tak bisa diremehkan. Jadi, ya tak perlu khawatir atau takut masalah.

"Ya! Ayolah...."

Dan para gadis pun mulai merengek.

🌸🌸

Hehehe, dasar Sakura penghasut!!!

Itu si Sasuke kayak nya bakal marah banget deh...

Ya lagian sih sengaja banget Saku nya...

Well, gimana sama chapter ini, ok kah??

Semoga kalian suka><

Arigatou...

.
.
.

Selasa, 18 Agustus 2020

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang