Bonus Chapter (1) : Lonely

1.8K 190 62
                                    

Sakura menghela napas. Bibir nya mengerut halus. Dilihat nya, jam sudah menujukkan pukul 12 pas. Sebentar lagi kelas berakhir. Ia sangat kebosanan dan ingin segera pergi dari sana, kelas yang begitu memuakkan.

Drttt

Ponsel nya bergetar. Sakura diam-diam membuka nya. Beruntung ia selalu duduk di kursi belakang yang paling pojok. Jadi, dia akan bebas.

Saso-nii : Ada misi lagi, Cherry.

Lagi. Sakura menghela napas. Ia mengiyakan pesan dari Sasori dan kembali fokus kedepan.

Ia kini tinggal di Amerika.

Jauh sekali dari Jepang.

Semenjak ia pergi, Sasuke dengan gila mencari dan berusaha menangkap untuk membunuh nya. Jelas Sakura dapat tahu. Itulah laporan dari bawahan nya.

Naruto dan yang lainnya tidak tahu akan permasalahan diantara mereka. Dan menganggap ada sesuatu yang sengaja disembunyikan. Namun, mereka tak tahu apa itu.

Sasori sering bolak-balik ke Jepang dan Amerika. Dan ia tahu, Naruto selalu berusaha menemui Kakak nya itu, untuk menanyai keberadaan nya. Namun, Kakak nya selalu sengaja tidak muncul begitu saja. Kalau pun tidak sengaja bertemu, ia akan menjawab...

"Cherry tidak ingin diberitahu. Tunggu saja..."

Ya, harus menunggu.

Sakura merasa ia akan kembali. Namun, entah kapan itu. Karena ia memilih jalan tengah, ia harus berani menanggung resiko nya.

Triiiiing

Kelas pun berakhir. Sakura lega. Ia bergegas membereskan buku-buku dan barang nya, kemudian pergi.

"Nona, apa bisa bicara sebentar?"

Seorang pemuda tampan berkulit pucat dengan rambut pirang seperti jerami, menahan nya. Sakura tidak tertarik. Mau setampan apapun, tak ada yang bisa menyaingi Sasuke, bagi nya.

"Tidak, aku sibuk."

Selesai, ia segera pergi darisana.

Ini bukan yang pertama kali nya. Selalu saja seperti ini. Sakura tak ingin akrab dengan siapapun disini. Ia lebih suka sendirian.

Ia berubah. Keadaan lah yang memaksanya untuk berubah.

Ia akan segera pulang, jelas untuk menjalankan misi nya. Dan misi nya selalu saja menyangkut bisnis Uchiha itu.

Hanya sedikit lagi... sebentar lagi.

Ia tidak akan menghancurkan, namun memberikan kerusakan. Ia dapat dengan mudah memutuskan semuanya. Akankah ia kembali atau tidak, itu tergantung nanti.

Sekarang, di kampus nya, ia memasuki kelas senior. Padahal ia baru saja masuk dan sudah diberi kedudukan tinggi. Tentu saja, selain karena keluarga nya, jelas karena otak jenius nya. Banyak profesor yang mengagumi kejeniusan nya.

Jika Sakura dulu, ia akan menolak akselerasi karena ingin menikmati masa muda nya. Namun kini, ia ingin cepat-cepat lulus saja. Karena bagi nya, ini memuakkan. Untuk apa ia menikmati tanpa adanya Sasuke dan teman-teman nya?

Ia sendirian... hampa.

Ia hanya ingin ini semua cepat-cepat berakhir.

"Sasuke-kun, aku harap kamu mengerti." bisiknya seraya duduk di kursi mobil nya. Ia menyalakan ponsel nya, ke sebuah game. Ia sudah mengatakan nya. Ia meminta Sasuke untuk bermain game. Namun, tidak ada hasil pasti.

Mana mungkin Sasuke mau mengabulkan nya, bukan? Apalagi setelah ia menyakiti perasaan nya.

"Sakura bodoh! Kenapa kamu tidak mati saja? Kenapa kamu harus mengatakan itu?"

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang