84. The Past : The End

1.6K 220 37
                                    

Sasuke kecil mengertakkan gigi nya. Lihatlah, bagaimana sombong nya gadis itu! Darimana dia tahu rumah nya?!

"Pokok nya mulai sekarang kamu teman ku!" nada nya menyebalkan dan mendominasi. Membuat Sasuke semakin kesal.

"Sudahlah, Sasuke. Itu bagus, bukan? Pasti menyenangkan!" kata Itachi. Membuat Sakura semakin puas. Ia menatap Sasuke dengan seringai licik. Membuat Sasuke cemberut. Ingin sekali ia protes dan merengek pada Itachi, tapi... bagaimana mungkin kan dia melakukan nya di depan Sakura?!

Jadi, dia pun hanya bisa pasrah....

Dan, semenjak saat itu, Sakura selalu mengunjungi nya setiap hari. Entah untuk bermain, belajar ataupun mengantar nya memetik bunga dan membuat karangan bunga.

Sasuke yang awalnya kesal dan tidak menganggap keberadaan Sakura, secara perlahan mulai terbiasa. Ia bahkan suka ikut campur dan terkadang mengerjai dengan mengacaukan apa yang dibuat Sakura dengan susah payah.

Mereka cepat sekali akrab. Itachi saja terkejut karena Sasuke akan berubah sejauh ini di depan anak lain, terutama itu Sakura dan dengan kepribadian ceria nya itu.

Flashback Off

"Lalu, bagaimana dengan Jeju?" tanya Sasuke yang sedari tadi mendengarkan Sakura dengan cermat. Sakura tersenyum.

"Saat itu, keluarga kita kebetulan berlibur dan bertemu disana. Jadi, sekalian saja, bukan? Saat itu, tempat sepi itu adalah tempat yang kita temukan dan diam-diam selalu pergi kesana untuk bermain. Karena aku tahu, kamu benci keramaian." jawab Sakura memejamkan matanya, seolah membayangkan semuanya.

Sasuke diam. Lalu, jika hubungan mereka begitu dekat sejak dulu, kenapa ia tak mengingat nya? Lalu, bagaimana dengan Itachi dan orang tuanya? Kenapa mereka tidak pernah membahas itu bersamanya?

"Lalu, bagaimana kita berpisah?" tanya Sasuke dalam. Sakura membuka matanya dan tatapan mata nya agak gelap dan dalam. Ia tersenyum pasrah. Dan... kembali menceritakan nya.

Flashback

"Cherry, kita pindah ke Suna, ya?"

Eh?

Sakura yang sedang sibuk bermain teddy bear dengan Sasori, menoleh terkejut.

"Kenapa?!" seru Sakura menghentikan keasyikan nya. Sasori yang duduk di sebelah nya hanya diam. Mungkin dia sudah tahu.

"Kita ada pekerjaan. Dan tidak memungkinkan untuk tinggal disini. Akan berbahaya." jawab kaa-chan nya lembut. "Ta-tapi... masih ada Uncle kan? Cherry tidak apa-apa ditinggal." jawab Sakura dengan mata memerah.

Kenapa? Padahal ia senang dan bahagia disini karena menyenangkan. Belum lagi, Sasuke. Ia tak mau berpisah dengan sahabat nya itu.

"Tidak bisa, Cherry. Uncle dan Sai pun akan sibuk. Sai bahkan sudah masuk ke tim yang sama dengan Saso-nii mu. Kami tak bisa meninggalkan mu disini. Di Suna, lebih aman." kata Kaa-chan nya bersabar. Sakura cemberut, marah.

Ia memilih diam dan berbalik memunggungi Kaa-chan nya.

"Cherry, Sayang... maaf, kami terpaksa."

Sakura tetap tak mau menjawab. Ia semakin cemberut. Matanya berkaca-kaca seperti akan menangis.

"Cherry..."

"Huwaaaa aku tidak mau!!! Cherry mau disini!!!"

Tak bisa menahan, Sakura akhirnya menangis. Ia tahu, dengan pekerjaan orang tuanya, tak akan aman jika mereka berpisah. Dia dan Sasori selama ini selalu berpindah-pindah karena itu.

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang