Bonus Chapter (10) Ending : Happily Ever After

3.5K 240 109
                                    

"Sayang, jangan lari-lari, nanti jatuh!"

"Mama! Boru nakal!"

"Kaa-chan! Salad galak!"

"Boruto, jangan begitu..."

Rumah itu nampak ramai dengan seruan anak-anak.

Sakura dan Hinata duduk santai sembari menikmati teh hijau dan camilan ringan di meja.

"Si Pig tidak kesini?" tanya Sakura yang dibalas gelengan Hinata. "Dia dan Sai mengajak Inojin ke pameran seni. Putra mereka merajuk ingin kesana." jawab Hinata. Sakura mengangguk-angguk paham.

Well, setelah sekitar 5 tahun pernikahan, akhirnya mereka dikaruniai anak. Dan bahkan Hinata kini sedang mengandung lagi. Memang si Naruto itu hebat atau dia nya yang... mesum?

Sedangkan Sakura dan Sasuke, memiliki Sarada saja sudah cukup. Well ya, Sasuke cukup overprotektif pada Sarada. Membuat Putri kecil mereka terkadang sebal dengan ke-overan Papa nya itu.

Lagi pula, keduanya sama-sama sibuk. Tenang saja, walau sibuk, mereka bekerja bersama-sama kok. Sakura memegang perusahaan Akasuna di Jepang, sekaligus bekerja sebagai dokter profesional di rumah sakit Akasuna.

Dan Sasuke dengan bisnis Uchiha nya.

Mereka juga suka menjalankan 'misi' bersama. Gila nya, bahkan saat Sakura hamil sekalipun, ia tetap ikut menjalankan misi. Membuat Sasuke khawatir dan takut setiap saat. Takut sesuatu terjadi pada istri dan kandungan nya.

Beruntung sekali, istri dan kandungan nya saat itu kuat sekali, sehingga mereka tetap baik-baik saja.

Walau mereka sibuk, mereka selalu meluangkan banyak waktu untuk Putri mereka. Kadang, Sasuke yang akan membawa Sarada ke kantor. Ataupun Sakura yang akan membawa nya, bergiliran.

Bahkan tempat kerja mereka pun, disulap jadi seperti tempat bermain anak. Itu semua, supaya Sarada nyaman bermain disana.

"Mama... haus!" ucap Sarada sambil menarik-narik ujung pakaian Sakura. "Oke, minum dulu ya. Kemari, duduk disini. Kalian pasti lelah lari-larian terus!" kata Sakura mengajak mereka duduk.

Keduanya kompak mengangguk dan duduk bersebelahan di sofa, dibantu Sakura.

"Mama! Kapan Kak Erald kesini?"

Boruto yang sedang menyesap minuman nya, melirik Sarada penasaran. Siapa?

"Kak Erald masih sibuk di Amerika, Sayang. Nanti ketika liburan sekolah, akan kesini untuk liburan. Sebentar lagi, sabar yaa." kata Sakura seraya menepuk puncak kepala Sarada lembut.

"Bibi Kura, siapa Kak Erald?" tanya Boruto kecil yang kepo. "Kak Erald itu Kakak ku!" ketus Sarada kesal karena Boruto kepo.

"Kakak?!"

"Aduh, berisik!" kesal Sarada seraya cemberut imut. "Tapi, aku tidak pernah melihat nya." cetus Boruto yang masih kepo.

"Kakak Erald itu, Kakak jauh! Kakak angkat! Berisik, ih!"

Boruto kecil nampak waspada. Entah karena apa.

"Wah, wah, wah, wah... seru sekali, ya? Sepertinya ada yang sedang kesal?"

Eh?

"Papa!!!"

"Tou-chaaaan!!!!"

Kedua bocah itu turun dan segera melompat ke pelukan Ayah mereka masing-masing.

"Papa! Papa! Boru nakal! Dia tanya-tanya Kakak Erald terus!"

"Ih tak apa, kan? Aku hanya penasaran!"

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang