63. Like a Male?

2.3K 253 23
                                    

"Sudahlah, aku tak peduli. Lagi pula, aku memang terlihat seperti gelandangan." jawab Sakura yang secara tak langsung semakin memperparah keadaan. Kelompok itu nampak pucat.

"Jadi mereka orang yang Nii-chan ajak untuk bekerja sama?" tanya Sakura. Manager menggelengkan kepala nya. "Agensi mereka yang meminta bekerja sama dengan Tuan Muda." jawab manager memperjelas. Sakura mengangguk.

"Jadi, nasib mereka dan agensi nya berada di tangan Nii-chan!" tebak Sakura yang diangguki Manager. Sakura menyeringai dingin, mengancam. Dia mengedikkan bahu nya malas.

"Aku sih, tak ingin berurusan dengan kalian. Namun, kalian selalu yang mencari masalah padaku. Aku akan memaafkan kalian karena ketidaktahuan kalian." ucap Sakura membuat mereka terlihat sedikit cerah.

"Namun, aku tak yakin dengan Kakak ku. Dia sangat menyayangi ku dan selalu overprotektif. Jadi, aku tak bisa menjamin kerja sama kami dan agensi kalian akan bertahan." sambung nya membuat harapan kelompok itu hancur seketika.

"Nona, Anda tak perlu cemas. Tuan Sasori pasti dapat mengetahui nya dengan cepat dan akan membereskan semuanya. Maafkan saya atas ketidaknyamanan ini. Bagaimana jika Mona dan teman-teman Nona pindah ke tempat makan VVIP? Pelayan akan menyiapkan semuanya" tawar Manager.

Sakura mengangguk setuju. Begini lebik baik dari pada ia yang meminta. "Ayo~ tempat VVIP bukan tempat yang dapat dikunjungi orang sembarangan dengan mudah." ajak Sakura seraya melirik kelompok sombong itu dan bergegas memimpin mereka pergi.

Para laki-laki ikut menyusul. Dan para gadis tentu nya meninggalkan salam perpisahan dengan cibiran atau lirikan sinis. Mereka melenggang dengan anggun nya pergi dari sana.

Sementara kelompok itu menjadi pusat perhatian, dengan orang-orang yang nampak mengejek, dilihat dari ekspresi mereka.

Well, ini lah akibat dari menyinggung Akasuna.

🌸🌸

Mereka makan malam dengan tenang dan seru tentu nya. Apalagi tempat itu sangat indah dan menyenangkan. Bahkan, mereka tak ingin pergi dari sana.

Namun Sakura ingat, malam ini dia ada misi. Ia melihat jam, sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ia harus segera bergegas. Dan Sai tidak ikut bergabung karena ia sibuk mempersiapkan semuanya.

"Ayo kita kembali. Aku mengantuk." ajak Sakura yang disetujui mereka. Namun, begitu mereka keluar dari ruangan mewah itu, mereka dikejutkan dengan kemunculan kelompok remaja itu.

"Kenapa kalian bisa ada disini?" tanya Tenten kesal. Sakura hanya mendengus malas. Ia menatap mereka malas.

Srattt

"Kami minta maaf!!"

Mereka semua membungkuk. Sakura terdiam.

"Khe."

Mendengar suara Sakura yang seperti itu membuat punggung mereka menegang. Mereka sudah siap akan konsekuensi yang mereka dapatkan nanti.

"Permisi, aku harus pergi." ucap Sakura yang dengan cuek nya melenggang melewati mereka.

"Tapi-"

"Bukankah sudah kukatakan? Aku memaafkan kalian, tapi aku tak menjamin dengan Kakak ku. Jadi, dari pada memohon padaku, lebih baik kau memohon pada Kakakku. Dia orang yang sulit ditenangkan dan keras kepala."

Setelah mengatakan itu, Sakura melenggang pergi. Ia sudah tak ada waktu untuk berurusan dengan orang-orang itu. Ino dkk pun menyusul Sakura. Mengacuhkan keberadaan mereka.

Sakura sendiri begitu sampai di kamar nya segera bergegas berganti pakaian. Ia akan menyamar menjadi laki-laki. Gila memang, tapi ini lebih baik daripada menyamar menjadi perempuan penggoda atau apalah.

Ia memakai kemeja putih dan celana kain, dan membalut tubuh nya dengan rompi serta jas mewah berwarna hitam milik nya. Ia juga memakai sepatu yang ditambahkan sol tinggi di dalam nya. Bahkan bagian bahu jas nya diberi bantalan, supaya terlihat gagah.

Setelah itu, ia menyemprotkan parfum musk miliknya. Dan dia berkaca untuk berdandan sebentar. Karena laki-laki tampan dan cantik tengah populer saat ini, ini kesempatan bagus bagi nya.

Ia memakai riasan dan memakai wig hitam milik nya. Jangan lupa dengan lensa kontak berwarna hitam miliknya.

"U-A-Uhh"

Sakura mengubah warna dan nada suaranya sehingga terdengar dalam seksi seperti laki-laki. Lantas, ia berkaca. Ia tercengang. Siapa pria tampan di pantulan kaca cermin itu?

Sakura sendiri hampir menjerit histeris. Namun ia menahan nya. Dia membawa kantong kecil berisi pakaian yang dipakai nya tadi, lantas mengambil ponsel nya.

"Halo?"

"Ya? Kau sudah siap Sakura?"

"Yeah. Bagaimana situasi diluar? Aman? Apa semua temanku masih diluar sana?"

"Ya. Tapi tenang saja. Mereka berkumpul di dekat lobi, sedang mengobrol. Aku menunggu diluar kamar mu."

Pipp

Segera Sakura mematikan sambungan dan ponsel nya. Lantas memasukkan ponsel nya kedalam saku jas nya. Ia pun keluar dari kamar nya. Dan Sai nampak sudah siap dengan pakaian formal nya.

"Kau benar-benar Sakura?" tanya Sai tak percaya. "Tentu saja!" jawab Sakura seraya mengunci kamar nya. Kamar nya dikunci ganda. Dengan kartu akses dan juga kunci. Jadi, jika kehilangan salah satu nya, tak akan bisa membuka nya.

"Haha, aku tampan kan? Tak kupercaya aku bisa memiliki tampang androgini." jawab Sakura bangga. "Tentu saja, karena kamu lebih cocok menjadi laki-laki." jawab Sai pelan.

"Apa?!" tanya Sakura galak dengan suara dalam nya.

"Tidak, tidak. Sebaiknya kita segera pergi."

🌸🌸

Mission again...

Kesian setiap mau liburan harus ada misi dulu hehe

But, Saku kayak nya seneng seneng aja tuhh

Well keep support yaaa

Arigatou

.
.
.

Selasa, 21 Juli 2020

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang