68. The Amazing of Mrs.Akasuna

2.1K 240 67
                                    

"Mungkin Cucu Anda ingin digendong Nona Akasuna."

Sakura melirik Sai dengan senyum manis penuh makna. Menyuruhnya diam. Namun Sai memang suka mengerjainya, dia tak menghiraukan nya.

Sakura menatap bayi imut itu.

'Well, tak ada salah nya. Aku memang menyukai anak-anak. Hanya saja, kan dia Cucu nya klien ini.'

Ia hanya takut melakukan kesalahan.

Sebelum Sakura mengatakan sesuatu, putri dari klien sekaligus Ibu dari si bayi itu segera mengambil alih dari Nenek si bayi dan meminta maaf.

"Maaf, Nona. Tak apa." kata wanita itu tak enak. Namun, bayi itu malah menangis kencang. Membuat semua terdiam. Menghela napas lembut, Sakura mengulurkan kedua tangan nya.

"Tak apa. Aku menyukai nya."

Apa?

Semua temannya Sakura dibuat tak percaya. Sakura menyukai anak-anak? Mungkin jika mengerjai anak kecil, itu wajar. Tapi... menyukainya?

Ibu si bayi itu nampak tak enak. Namun, anak nya terus menangis. Jadi, dia dengan segan menyerahkan anak nya pada Sakura.

"Hehehe" cengir si bayi. Memperlihatkan gigi kelinci nya. Sakura jelas merasa gemas. "Ah, lucu nya. Anda beruntung memiliki Cucu seimut ini!" puji Sakura membuat klien dan keluarga nya senang dan bangga.

Srattt

Sakura mengedipkan matanya ketika bocah itu memeluknya erat. Namun, ia memilih menetralkan ekspresinya.

Namun...

Tak tahu saja dibelakang nya, ada teman Sakura beserta Putra tersayang klien yang melihat ekspresi puas dan penuh kemenangan bayi itu.

Apalagi ia dengan sombong nya tersenyum seraya memainkan helai merah muda gadis itu.

Hey, apa-apaan itu?!

Namun, mereka tak berani memprotes dan memilih diam saja. Dalam hati, mereka benar-benar tak percaya. Bocah sekecil itu, bisa menjadi selicik ini!

🌸🌸

Setelah puas berkeliling dan menjelaskan, klien, istrinya dan Putra, Putri serta menantunya memilih untuk beristirahat. Sementara si bayi itu tidak mau lepas darinya. Juga, ia kini harus mau menemani Putra tersayang klien karena ia ingin bergabung dengan nya.

Aaah menyebalkan!

Syukurlah, mereka tidak merepotkan nya. Hanya saja, Sakura ingin lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman nya.

"Nona, biar saya saja membawa Hyunyeong. Kami tak ingin mengganggu waktu Anda."

Ah, sopan nya.

Ia taksir umur nya sekitar 1 atau 2 tahun lebih tua dari nya. Atau mungkin seumuran Kakak nya? Tidak, dia lebih muda dari nya, Sakura yakin.

"Tak apa. Tak perlu segan." jawab Sakura sopan. Namun dalam hatinya dia benar-benar bahagia. Akhirnya ia dapat terbebas. Namun, ia berhasil menutupi perasaan nya. Ekspresi nya tetap tenang.

"Tidak bisa. Anda seorang bangsawan terhormat. Tidak pantas kami memperlakukan Anda seperti ini."

Eh?

Pria itu mengambil alih bayi itu dengan sopan. Kebetulan bayi menggemaskan itu tertidur. Jadi, ia bisa terlepas. Sebelum pergi, pria itu berpamitan padanya dan pergi.

"Huft, astaga... kaki ku sakit." gumam nya seraya di sofa dekat lobi. Ia melepas stiletto nya dan dilihat, kaki nya sedikit memerah. Efek terlalu lama memakai nya. Ia menghela napas pelan.

Ini lah alasan ia tak suka tampil girly. Walaupun heels nya rendah atau apalah, selama itu memiliki hak, tetap saja membuat nya pegal. Namun, karena tak ingin terlihat aneh, Sakura memakai nya kembali.

"Hey."

Ah, ia terkejut begitu mendengar suara yang sangat dikenal nya tersebut. Ia mendongak dan melihat Sasuke masih memakai pakaian formal tadi. Hanya saja jas nya sudah ditanggalkan. Ia hanya memakai kemeja putih yang kancing di kerah nya dibuka dan memakai rompi hitam.

"Hehe, Sasuke-kun! Kenapa? Apa ada masalah?" tanya Sakura cepat. Mendadak, ia menjadi bersemangat kembali. Sasuke melirik kearah kaki Sakura yang kembali memakai stiletto memuakkan itu.

Ia menyodorkan kantong kertas besar padanya.

"Pakai. Kau tak nyaman, bukan?" kata Sasuke melihat Sakura menatapnya penasaran. Sakura yang mengerti tersenyum manis. Lantas, ia segera bergegas menerima nya.

Begitu membuka nya, sepasang sandal yang nyaman terlihat.

Tanpa banyak bicara, Sakura segera menaruh stiletto itu ke kantong kertas itu dan memakai sandal itu. Sasuke melirik kearah kaki Sakura yang memerah.

"Hey, Sasuke-kun, ayo ke pantai! Sepertinya suasana disana semakin seru!" ajak Sakura antusias. Belum sempat Sasuke menjawab, Sakura sudah menarik tangan nya. Tak lupa meminta resepsionis yang sedang berjaga untuk menjaga kantong kertas itu.

🌸🌸

Inti nya sih... be your self lah...

Well, Sasuke udah mulai lunak. Selain karena faktor Sakura menuhin kriteria nya, sebenarnya dia...

Tunggu aja di next next nextttttt chapter...

Keep support yaaa

Arigatou

.
.
.

Selasa, 4 Agustus 2020

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang