59. Troublesome

2.3K 271 39
                                    

Bakkk

"A-Aww!!!"

Sakura menganga begitu kepala nya dihantam bola voli yang berat dengan sangat keras. Untung, ia sedang tidak melahap jagung bakar nya. Jika tidak, entahlah apa yang akan terjadi.

Mereka melihat seorang remaja tampan dengan choco abs nya muncul. Bisa dipastikan para gadis akan mimisan mendadak. Dan benar saja...

"Mck, harusnya kau menghindar! Dasar bodoh!"

Remaja itu mengejek nya menggunakan bahasa Korea yang tidak di mengerti oleh mereka. Namun berbeda dengan Sakura yang mengerti. Ia berdiri dan berhadapan dengan remaja sok itu.

"Yang salah itu kamu!!! Seenak nya saja mengataiku bodoh, huh?!"

Melihat Sakura yang emosi, jelas pasti remaja itu mengatakan sesuatu yang membuat gadis bersurai softpink itu emosi. Remaja itu tercengang sejenak, namun kemudian menyeringai.

"Kau sendiri harusnya tahu disini bukan tempat yang bagus untuk duduk-duduk manis. Apalagi berkumpul begini. Kau pikir kau siapa?" tantang nya. Sakura melotot.

"Kalau begitu katakan pada orang-orang disekitar sini!!" jawab nya seraya menunjuk sekeliling nya oleh sekelompok orang yang berkumpul sepertinya. Remaja itu mengerutkan alis nya. Kesal.

"Mereka jelas punya hak. Kau sendiri? Kau hanya orang asing yang berkunjung kesini. Seenak nya saja memerintahku!"

Wah wah wah... ini pertama kali nya mereka melihat seorang laki-laki berani mengajak Sakura ribut. Kebanyakan di sekolah, sangat segan padanya. Mengingat kemampuan bela diri nya yang tak main-main.

"Sekarang, ambilkan bola ku!"

Sakura melotot. Namun, akhirnya dia mendengus dengan seringai dingin. Dia membungkuk, mengambil bola berat yang mengenai kepala nya tersebut. Lantas...

Buaakkkkk

"...?!"

Dia lemparkan langsung ke wajah sombong remaja itu. Bahkan dapat ia pastikan hidung nya patah karena ia melihat darah keluar dari hidung nya.

"Kau... kau..."

Sakura mendengus. Ia tadinya tak ingin membuat masalah. Namun, remaja sialan ini berani menyinggung perasaan nya. Jadi, rasakan lah akibatnya.

Pemuda itu menatapnya tajam membunuh, lantas segera bergegas pergi dengan bola voli nya.

"Membuat masalah, eh?" ledek Sai mengejek. "Salahkan saja dia. Berani-berani nya dia menyinggung ku. Aku tak akan segan memukul nya sampai koma." jawab Sakura kesal.

Ia mengusap kepala nya yang terasa sakit. Sialan, bola voli kan berat. Apalagi, itu mendarat dengan sangat keras di kepala nya.

"Sakura-chan, pasti sakit ya. Tadi sangat keras loh. Apa perlu diobati?" tanya Hinata khawatir. Sakura menggeleng. "Tak apa. Nanti juga tak sakit lagi, kok." jawab Sakura menenangkan.

"Memang nya apa yang dia bicarakan?" tanya Ino penasaran. Sakura menghela napas dan memberitahu semuanya.

"Apa?! Si brengsek itu!!" seru Ino setelah menyimak.

"Sudahlah. Bukankah hadiah dari Sakura tadi sudah cukup? Kuyakin hidung nya pasti patah." kata Temari menenangkan. Ino mendengus namun tak bisa mengatakan apapun lebih jauh.

"Mana Sai?" tanya Sakura begitu sadar bahwa Sepupu nya tidak ada lagi disana. "Sedang menerima telepon." jawab Ino dengan wajah berseri. Sakura hanya mengangguk pelan.

Ia melirik Sasuke yang diam saja memperhatikan nya. Membuat dia sempat salah tingkah.

'Tak ada guna nya lagi aku menjaga image... huft.'

Yah, mengingat tindakan anarkis nya tadi.

Dia melihat Sai kembali dengan senyum palsu nya. Dia menatap Sakura dengan seringai jahil dan Sakura merasa perasaan nya mulai tak nyaman.

"Sakura ada urusan penting. Besok klien dan para pengawal nya akan datang. Sasori-nii meminta mu menyambut mereka." ucap Sai.

"Huapa?!" seru Sakura dengan mulut penuh jagung. "Aku tak mau! Kau saja yang menyambut." jawab Sakura ketus. Mengunyah jagung bakar nya dengan kasar.

"Pastikan kau memakai dress!"

Emerald Sakura membulat. Dress?! Apa-apaan itu?!

Ia paling anti memakai nya!

Sedangkan para teman nya sendiri antusias. Penasaran melihat Sakura dengan dress. Karena biasanya ia memakai celana, bahkan jika ke acara formal sekalipun.

"Bersikap yang anggun. Akasuna kan keluarga bangsawan."

Apa?

Selama ini Sakura terlihat seperti gadis biasa saja. Malahan, terkesan tidak tahu malu dan slebor. Tidak ada kesan anggun khas gadis bangsawan nya sama sekali!!! Dan sekarang?

"Tidak mungkin Nii-chan memerintahkan seperti itu! Pasti kau ingin mengerjaiku, ya?" seru Sakura seraya menunjuk Sai dengan jagung bakar nya.

Sai menaikkan kedua alis nya. "Untuk apa aku mengerjaimu? Kurang kerjaan sekali!" jawab nya. Dan Sakura renungi, ada benarnya juga. Sai kan tidak suka melakukan hal-hal tak berguna seperti itu.

"Huhhh."

Dan akhirnya Sakura hanya bisa menghela napas dan cemberut.

🌸🌸

Sasusaku moment nya belom muncul juga :')

Soalnya saia bingung... ini mau gimana gitu loh, nyehehehe

Tapi next chapter bakal saia usahain...

Keep support yaaa

Arigatou

.
.
.

Selasa, 7 Juni 2020

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang